Perjalanan Karier Ramengvrl, Rapper yang Rilis Singel “Bossy” Bersama Cinta Laura

ThePhrase.id – Rapper, penyanyi, dan musisi Ramengvrl baru saja mengeluarkan singel baru pada Jumat (4/8) yang berjudul "Bossy" (2023) dan menggandeng Cinta Laura sebagai featuring di lagu ini.

Lagu yang dirilis melalui Warner Music Asia ini ingin menyampaikan pesan tentang sisi 'bos' seorang perempuan dan juga pesan agar para perempuan untuk merealisasikan value diri mereka yang dikemas dengan balutan lagu ber-genre Hip-Hop/Rap yang kekinian dan diminati oleh kalangan muda.

Selain karena isi pesan yang empowering, lagu ini menjadi viral karena alasan lain, yakni visual yang disajikan pada video klipnya. Teknik penyuntingan video ini dikatakan jarang digunakan oleh musisi Tanah Air, sehingga dianggap sebagai video yang 'fresh' dan menarik.

Terlebih lagi, lagu ini juga dikemas sebagai lagu 'centil'. Era lagu 'centil' sendiri merupakan lagu-lagu Indonesia tahun 2000-an yang terkenal pada masanya. Keduanya ingin kembali membangkitkan era lagu-lagu 'centil' yang telah dirindukan oleh publik.

Tentang Ramengvrl

Memiliki nama asli Putri Estiani, Ramengvrl merupakan seorang musisi yang bukan hanya dikenal luas di Indonesia, tetapi juga di dunia. Ia merupakan salah satu rapper Indonesia yang go international dan rajin manggung di berbagai negara.

Perempuan yang akrab dipanggil dengan panggilan Puce ini memfokuskan lagu-lagunya pada genre Hip-Hop dan R&B. Ia mulai aktif sebagai seorang musisi di tahun 2016 dan mulai dikenal setelah merilis singel debutnya yang berjudul "I'm Da Man" di tahun yang sama. 

Hingga saat ini, Puce telah mengeluarkan berbagai karya yang dinikmati oleh penggemar Hip-Hop dari seluruh dunia. Ia telah mengeluarkan satu album studio berjudul "Can't Speak English" (2020), satu album mixtape berjudul "No Bethany" (2019), dan segudang singel non-album.

Tak sedikit juga dari singel serta lagu-lagu di albumnya yang berkolaborasi dengan musisi-musisi lain seperti "Decide" (2017) dengan Dipha Barus, "Go Get That B" (2020) dengan Inayah Lamis, "Foreign" (2020) bersama Pyra, "Don't Touch Me" (2021) dengan Marion Jola dan Danilla, "Ain't No MF" dengan rapper tenar Korea pH-1, "Ming Ling" dengan Yung Raja, rapper asal Singapura, dan masih banyak lagi.

Ia juga kerap menjadi featuring untuk berbagai musisi lain seperti lagu "Riphunter" (2017) oleh .Feast, "Take Me Back" (2018) oleh Afgan, "Copycat" oleh Rayi Putra & Dmust Akira, "Ain't Gonna Give Up" (2019) oleh RAN, dan masih banyak lagi.

Berkat sederet lagu-lagunya, nama Ramengvrl tak lagi asing menjadi nominasi berbagai kategori di penghargaan musik Indonesia. Ia juga memenangkan beberapa di antaranya seperti Anugerah Musik Indonesia (AMI) 2018 pada kategori Karya Produksi Rap/Hip-Hop Terbaik untuk lagu "Decide" bersama Dipha Barus, AMI 2019 pada kategori yang sama, tetapi kali ini untuk lagunya sendiri yang berjudul "Ca$hmere", AMI 2021 pada kategori yang sama untuk lagu "Vaselina", dan lain-lain.

Belum lama ini, Puce juga didapuk sebagai musisi yang mengisi OST sebuah film. Film tersebut adalah Joy Ride (2023), sebuah film Amerika Serikat yang ber-genre komedi. Ia dipercaya untuk menjadi penyanyi untuk salah satu OST-nya yang berjudul "Juicy" (2023).

Menyukai Hip-Hop dari SMA dan pernah kerja kantoran

Meskipun kini menjadi salah satu rapper besar di Asia, sebelum berkecimpung di industri ini, Puce terlebih dahulu mencicipi dunia perkantoran dengan menjadi seorang karyawan di berbagai kantor, mulai dari e-commerce hingga media.

Puce sendiri merupakan seorang lulusan Universitas Indonesia jurusan Ilmu Komunikasi. Maka dari itu, setelah lulus ia mulai bekerja kantoran seperti lulusan S1 pada umumnya. Namun, setelah tiga tahun bekerja kantoran, di tahun 2016 Puce memutuskan untuk resign dan mendalami minatnya dalam industri musik.

Ketertarikannya akan genre Hip-Hop memang telah tumbuh sejak masih duduk di bangku SMA. Diketahui bahwa mantan pacarnya memperkenalkan genre ini dan juga lagu rap ketika SMA melalui lagu-lagu karya Kanye West.

Sementara itu, ketertarikannya dalam membuat sebuah lagu turut timbul seiring mengenal genre ini. Ia kerap menulis dan mengekspresikan kata-kata di blog dan buku harian miliknya. 

Ketika menggarap skripsi di akhir semesternya sebagai mahasiswa, ia mengalami rasa stres seperti mahasiswa lainnya. Ia pun 'melampiaskan' perasaan tersebut dengan menulis dan membuat lagu dengan amatir, menggunakan mikrfon murah dan audio editor Audacity yang ramah untuk pemula.

Bukan hanya saat stres saat menulis skripsi, Puce meneruskan kegemarannya dalam membuat lagu hingga saat bekerja. Ia mengunggah lagu-lagunya di platformSoundcloud yang membuatnya mulai dikenal banyak orang.

Setelah pertimbangan yang matang, ia kemudian memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan kantornya untuk fokus menggapai minatnya di bidang musik sebagai musisi. Di tahun yang sama, ia bergabung dengan label musik dan mengeluarkan singel perdannaya. [rk]