ThePhrase.id – Shin Tae-yong adalah seorang pelatih dan mantan pesepak bola profesional asal Korea Selatan. Ia dikenal luas oleh masyarakat Indonesia sebagai pelatih Tim Nasional (Timnas) Indonesia yang inovatif, disiplin, dan membawa perubahan yang signifikan.
Namun, setelah menjadi pelatih Timnas Indonesia selama kurang lebih lima tahun, PSSI memberhentikan kontrak Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia pada Senin (6/1).
Melalui Press Conference secara langsung yang juga ditayangkan secara daring, Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyampaikan bahwa keputusan pemberhentian kontrak Shin Tae-yong dibuat berdasarkan pertimbangan yang panjang dan matang, serta evaluasi yang dilakukan oleh PSSI dan Badan Tim Nasional.
Lebih lanjut, Erick Thohir mengucapkan terima kasih dan menghargai seluruh kontribusi yang telah diberikan oleh pelatih Shin Tae-yong dalam transformasi Timnas Indonesia, serta berharap yang terbaik bagi sang pelatih.
Kabar yang cukup mendadak ini mengejutkan masyarakat Indonesia, terutama para pecinta sepak bola. Berbagai reaksi publik dilontarkan di media sosial, mulai dari rasa kaget, tak percaya, hingga kecewa. Namun, secara kolektif, publik turut berterima kasih akan kontribusi Shin Tae-yong terhadap peningkatan yang besar pada Timnas Indonesia.
Shin Tae-yong sendiri adalah pelatih timnas yang telah mengasuh para pemain Indonesia baik di level senior, maupun di level kelompok usia seperti U-19 dan U-23. Ia pertama kali didapuk sebagai pelatih Timnas Indonesia pada 28 Desember 2019.
Pada awalnya, ia diberi kontrak selama empat tahun. Namun, pada pertengahan 2023, Shin Tae-yong ditawarkan perpanjangan kontrak selama enam bulan hingga 28 Juni 2024. Lalu Erick Thohir selaku Ketua Umum PSSI mengumumkan bahwa kontrak sang pelatih diperpanjang hingga tahun 2027. Belum berjalan satu tahun, PSSI memutuskan untuk memecat Shin Tae-yong di awal tahun 2025 ini.
Meskipun perjalanannya dengan para pemain Indonesia telah usai, Shin Tae-yong tetap menjadi pelatih yang berkontribusi besar terharap perkembangan timnas yang signifikan. Salah satu capaian pentingnya adalah mendongkrak ranking FIFA Indonesia hingga hampir 50 peringkat.
Ketika pertama kali menjadi pelatih timnas, Indonesia tengah berada di posisi ke-173. Ranking ini tertinggal dari beberapa negara Asia Tenggara lainnya seperti Vietnam dan Malaysia. Namun, setelah lima tahun bebenah isi timnas, ranking FIFA Indonesia sekarang berhasil menduduki peringkat 127 per Desember 2024.
Pencapaian lainnya yang diraih timnas selama di bawah kepelatihan Shin Tae-yong adalah melaju hingga Putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Ini merupakan sejarah baru bagi Indonesia yang sebelumnya belum pernah mencapai titik ini.
Selain itu, Shin Tae-yong juga membawa Indonesia menjadi finalis Piala AFF 2020, meraih medali perunggu di SEA Games 2021, meraih medali emas SEA Games 2023, hingga lolos ke babak semi final Piala Asia U-23 2024.
Pelatih kelahiran 11 Oktober 1970 ini juga membawa Timnas Indonesia lolos hingga babak 16 besar Piala Asia 2023. Ini merupakan pencapaian yang mencetak sejarah, karena untuk pertama kalinya Indonesia lolos ke babak 16 besar Piala Asia. Sebelumnya, Indonesia hanya pernah mencapai fase grup.
Kiprah lain yang ditorehkan Shin Tae-yong selama lima tahun menjadi pelatih timnas adalah seperti meningkatkan mentalitas dan kedisiplinan para pemain. Secara bersamaan, ia juga meningkatkan kualitas permainan menjadi lebih modern, terorganisir, dan kompetitif.
Sebelum menjadi pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong adalah sosok yang telah melanglang buana di dunia sepak bola. Ia pernah bermain untuk Seongnam Ilhwa Chunma, menjadi pemain dari klub Australia Queensland Roar, menjadi asisten pelatih Queensland Roar, Seongnam Ilhwa Chunma, hingga Timnas Korea Selatan.
Pelatih asal Yeongdeok, Korea Selatan ini pertama kali memulai kariernya di dunia sepak bola setelah lulus dari Yeungnam University dengan bergabung bersama Ilhwa Chunma (sekarang Seongnam Ilhwa Chunma) pada tahun 1992.
Atas kemampuannya yang luar biasa, di musim debutnya ia langsung meraih gelar K-League Young Player of the Year. Ia juga mengantarkan klubnya meraih gelar K-League tiga tahun berturut-turut, pada 1993, 1994, dan 1995.
Di tahun 1995, ia meraih gelar pemain terbaik atau Most Valuable Player (MPV) K-League, sekaligus memenangkan Asian Club Championship bersama timnya.
Meskipun sempat goyah, Ilhwa Chunma kembali bangkit dengan kontribusi Shin Tae-yong dan kembali memenangkan liga selama tiga tahun berturut-turut, yaitu 2001, 2002, dan 2003. Pada tahun 2001 ia juga memenangkan penghargaan MVP keduanya.
Tercatat, ayah dari dua anak ini telah mencetak 99 gol dan memberikan 68 assist dalam 401 pertandingan yang dilangsungkannya di K-League dan juga Korean League Cup. Dengan ini, ia dianggap sebagai salah satu pemain K-League terhebat sepanjang masa.
Pada tahun 2004 setelah 12 musim bersama Seongnam Ilhwa Chunma, Shin Tae-yong memutuskan untuk mengakhiri masanya bersama klub ini dan bertolak ke Australia untuk bergabung bersama Queensland Roar di A-League.
Namun, pada September 2005 Shin Tae-yong harus pensiun karena masalah pergelangan kaki berkelanjutan yang mengharuskan dirinya menjalani operasi alias cedera dan juga karena masalah usia yang tak lagi muda dan ideal untuk pemain profesional.
Selepas pensiun, ia langsung menjadi pelatih yang dimulai sebagai asisten pelatih dari Miron Bleiberg dalam hal keterampilan teknis di Queensland Roar FC dari tahun 2005 hingga 2008.
Ia kembali ke Korea Selatan pada tahun 2008 untuk menjadi pelatih klub lamanya, Seongnam Ilhwa Chunma hingga tahun 2012. Usai melatih Seongnam, Shin Tae-yong meneruskan karier kepelatihannya dengan Timnas Korea Selatan dari tahun 2014 hingga 2018, lalu menjadi pelatih Timnas Indonesia sejak tahun 2020 hingga 2025.
Sebagai pelatih Korea Selatan, Shin Tae-yong mencatatkan berbagai raihan hebat. Ia membawa Timnas Korea mencapai final Piala Asia 2015 untuk pertama kalinya dalam 27 tahun. Ia juga membawa Timnas U-23 meraih medali perunggu di Asian Games 2014, dan membawa Timnas U-23 menjadi juara grup setelah mengumpulkan 7 poin dari laga melawan Jerman, Meksiko, dan Fiji di Olimpiade 2016.
Tak hanya itu, pelatih dengan tinggi badan 173 cm ini juga mengantarkan Korea Selatan memenangkan Kejuaraan EAFF 2017, membawa Korea Selatan lolos ke Piala Dunia 2018 di Rusia, dan mengalahkan Jerman, sang juara bertahan dengan skor 2-0. [rk]