ThePhrase.id – Lahir dengan disabilitas pada kaki kanannya sejak lahir tak menjadi halangan bagi pemuda bernama Sirilus Siko untuk menggiring asa, mengejar impiannya di dunia sepak bola yang telah menjadi minatnya sejak kecil.
Pemuda asal Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini mengaku telah tertarik pada sepak bola sejak berusia lima tahun. Bahkan, ketertarikannya pada olahraga ini melampaui keterbatasan fisik yang ia miliki sejak lahir dengan tetap bermain bola dengan teman-temannya yang non-disabilitas.
"Mereka (teman-teman) mungkin melihatnya kasihan, cuma dari diri saya nyatanya memang tak apa-apa, tak ada rasa takut. Saya main bola dengan tongkat," beber pemuda yang akrab disapa dengan nama panggilan Rilus tersebut, dikutip dari laman resmi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Lebih lanjut, mimpinya untuk dapat menekuni sepak bola mengantarkannya pada pencarian informasi tentang sepak bola amputasi melalui media sosial selepas lulus SMA. Keterbatasan, semangat, dan rasa percaya diri menjadi bekal perjalanannya.
Rilus kemudian menemukan informasi tentang komunitas sepak bola amputasi di Surabaya. Girang dengan penemuannya, tanpa ragu Rilus langsung berangkat ke Kota Pahlawan meskipun ia mengetahui bahwa pengurus sepak bola amputasi di daerah tersebut belum memiliki sekretariat tetap.
Tetapi kedatangannya di Surabaya disambut dengan baik dan bahkan ia diberikan tempat tinggal di kos sebagai akomodasinya. Sebagai gantinya, ia berlatih tanpa mengenal lelah dan memperjuangkan peluang-peluang yang hadir.
Keuletan dan kegigihannya dalam berlatih dan menggapai mimpinya untuk menjadi pemain bola pada akhirnya membuahkan hasil. Ia berkesempatan untuk mengikuti seleksi tim nasional sepak bola amputasi dan lolos seleksi serta menjadi bagian dari timnas.
Ia kemudian bermain untuk memperkuat tim nasional untuk kejuaraan Artalive Challenge Cup 2023 yang berlangsung di Malaysia. "Saya bersyukur saya bisa lolos seleksi dan terpilih untuk memperkuat tim nasional untuk kejuaraan Artalive Challenge Cup 2023 di Malaysia," ungkapnya.
Dalam pertandingan perdananya tersebut, Indonesia berhasil melaju hingga babak final dan keluar sebagai juara. Bahkan, pemuda yang tengah berusia 24 tahun tersebut juga berkontribusi dalam mencetak satu gol.
Selain pertandingan tersebut, Rilus juga baru saja mengikuti turnamen lain sebagai bagian dari timnas. Pertandingan yang diikutinya adalah Kejuaraan Sepak Bola Amputasi Asia 2025 atau Amputee Football Asian Championship 2025 di Bangladesh.
Kejuaraan yang berlangsung pada Februari 2025 ini membuahkan hasil yang positif bagi Indonesia. Timnas yang berisikan Rilus salah satunya itu mampu melaju hingga babak final.
Sayangnya, Indonesia harus mengakui kehebatan Uzbekistan yang menjadi juara umum dan harus puas dengan posisi runner-up. Kendati demikian, sebelumnya, Indonesia tak terkalahkan dengan kemenangan berturut-turut. Para pemain juga berhasil mengemas 18 gol sepanjang turnamen.
Di luar kesibukannya sebagai atlet sepak bola amputasi, Rilus juga bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dengan mandiri. Tekadnya membawa sang pemuda pada pekerjaan sebagai kurir pengiriman di JNE.
Meski memiliki keterbatasan, Rilus mengatakan perusahaan ekspedisi tersebut tak mempersoalkan kondisi disabilitasnya. Rilus dengan leluasa melakukan pekerjaannya menggunakan motor modifikasi, membuktikan bahwa hambatan fisik bukanlah halangan untuk berkarya, berkontribusi, dan menjadi mandiri.
Bahkan, JNE mengapresiasi keberhasilan Rilus dalam meraih gelar runner-up pada Amputee Football Asian Championship 2025 dengan mengangkatnya sebagai karyawan tetap serta memberikan satu unit sepeda motor dan uang tunai senilai Rp20 juta. [rk]