ThePhrase.id – Belum lama ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut melalui keterangan tertulis pada laman Pemprov Jawa Barat mengungkapkan bahwa kerja sama antara Kabupaten Garut dengan Korea Selatan akan menghadirkan film berjudul "Tanah Air Kedua".
Film ini menjadi sarana dalam memperingati hubungan antara Indonesia dan Korea Selatan yang ke-50 dan mengangkat kisah nyata perjuangan seorang warga negara Korea bernama Yang Chil Seong yang tinggal di Indonesia pada masa Perang Dunia II.
Dikabarkan bahwa aktor top Korea Selatan Kim Bum akan berperan sebagai karakter Yang Chil Seong. Sedangkan aktris Indonesia Maudy Ayunda dikabarkan akan berperan sebagai istri dari Yang Chil Seong. Namun, belum ada konfirmasi dari pihak manajemen kedua pemeran tersebut.
Dengan diangkatnya kisah dari Yang Chil Seong, hingga melibatkan aktor dan aktris top, tak sedikit publik yang bertanya-tanya siapakah sosok Yang Chil Seong ini?
Yang Chil Seong bukanlah warga negara biasa yang hanya tinggal di Indonesia. Ia merupakan seorang pahlawan yang juga turun ke lapangan sebagai pejuang untuk membela dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari agresiq Belanda.
Awal mulanya, Yang Chil Seong didatangkan dari Korea Selatan ke Indonesia oleh pemerintah kolonial Jepang pada tahun 1942. Kala itu, baik Indonesia maupun Korea Selatan merupakan jajahan dari Jepang. Chil Seong ditugaskan sebagai penjaga tawanan tentara sekutu di Bandung.
Pria kelahiran 29 Mei 1919 Kabupaten Wanju, Provinsi Jeolla, Korea Selatan ini kemudian menetap di Indonesia setelah Indonesia dan Korea Selatan memproklamasikan kemerdekaannya dari Jepang pada tahun 1945.
Ketika tentara Belanda kembali datang ke Indonesia dan melancarkan agresi militer setelah Indonesia merdeka, ia dan dua tentara Jepang bernama Hasegawa dan Masahiro Aoki datang ke Garut untuk bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Ia dan kedua tentara Jepang tersebut bergerilya di hutan-hutan dengan kelompok yang dijuluki "Pasukan Pangeran Pakpak" dari Markas besar Grilya Galunggung (MBGG) pimpinan Mayor Kosasih yang bermarkas di Kecamatan Wanaraja, Garut.
Pasukan tersebut dikenal akan kemampuan bertempurnya yang baik, dan juga semangat dalam memperjuangkan kebebasan Indonesia. Pasukan ini juga tergabung dalam peristiwa Bandung Lautan Api, sedangkan Chil Seong juga tercatat berjasa dalam menggagalkan upaya Belanda merebut Wanaraja dengan menghancurkan Jembatan Cimanuk.
Saat tengah menjalankan misi mengamankan wilayah Garut dari serangan pasukan Belanda, Chil Seong dan kedua tentara Jepang tersebut terpaksa harus mundur karena kekuatan Belanda yang lebih kuat. Ketiganya juga tertangkap kala bersembunyi di Gunung Dora.
Karena tertangkap, Chil Seong, Hasegawa dan Masahiro Aoki akhirnya dieksekusi di Kerkhoff, Garut pada 10 Agustus 1949. Ketiganya dimakamkan di TPU Pasir Pogor, dan dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Tenjolaya, Garut pada tahun 1975.
Selama menetap di Indonesia, Yang Chil Seong bertemu dengan seorang gadis pribumi dan menikahinya. Ia juga memeluk agama Islam serta mengganti namanya menjadi Komarudin. Kedua tentara Jepang tersebut juga melakukan hal yang sama, memeluk agama Islam dan mengganti namanya menjadi Abubakar (Hasegawa) dan Usman (Masahiro Aoki).
Sebelum tahun 1995, belum banyak yang diketahui tentang Komarudin dan perjuangannya di Indonesia. Sejarawan Korea Selatan dan Jepang lah yang mengungkap sosok Komarudin, Abubakar dan Usman sebagai pejuang yang gugur di Indonesia.
Alhasil, pada Juli 1995, pemerintah Indonesia dan perwakilan Korea Selatan mengadakan upacara penggantian batu nisan Komarudin secara militer dan juga Komarudin dianggap sebagai salah satu tokoh pejuang yang berjasa bagi Indonesia. [rk]