ThePhrase.id – Knalpot merupakan bagian dari kendaraan yang fungsinya membuang sisa gas pembakaran dari mesin. Baik pada mobil ataupun motor, banyak penggemar otomotif dan kendaraan yang melakukan modifikasi pada knalpot kendaraannya.
Tentunya terdapat berbagai alasan sesorang memodifikasi knalpotnya. Namun, pada umumnya knalpot dimodifikasi karena dapat menunjang performa suatu kendaraan. Penggantian ke produk aftermarket ini juga ditujukan sebagai pemanis kendaraan.
Berikut merupakan beberapa manfaat atau nilai plus yang didapat setelah melakukan penggantian knalpot bawaan pabrik ke produk aftermarket:
1. Mengurangi beban kendaraan
Pada kondisi bawaan pabrik, lazimnya knalpot memiliki bobot yang lebih berat dikarenakan banyaknya komponen penyusun. Sedangkan knalpot aftermarket tergolong memiliki bobot yang lebih ringan maka dari itu dapat mengurangi beban kendaraan secara keseluruhan. Berkurangnya beban kendaraan setelah melakukan modifikasi ini lah salah satu faktor yang membuat performa kendaraan dapat meningkat.
Ilustrasi knalpot kendaraan yang dimodifikasi. (Foto: pexels/Deane Bayas)
2. Membuat tampilan lebih sporty
Knalpot aftermarket atau racing yang beredar dipasaran memiliki bentuk dan jenis yang beragam. Beberapa produk juga dilapisi dengan bahan karbon serta menggunakan bahan titanium yang menghasilkan warna kebiruan. Dengan begitu, kendaraan akan kental dengan aura balap yang sporty.
3. Meningkatkan performa kendaraan
Selain dari alasan berkurangnya beban total kendaraan setelah melakukan penggantian ke knalpot aftermarket, peningkatkan performa kendaraan terjadi karena hambatan pada knalpot jenis ini lebih sedikit ketimbang knalpot bawaan. Oleh karena itu, knalpot ini disebut juga sebagai knalpot free flow.
Selain sisi positif, modifikasi knalpot memiliki sisi negatif atau minus. Berikut adalah beberapa dampak negatif yang timbul dengan mengganti knalpot ke produk aftermarket:
1. Polusi suara
Knalpot aftermarket atau racing terkenal memiliki suara yang bising. Hal ini terjadi karena tidak adanya catalytic converter yang berfungsi selain meredam polusi udara dari gas buang, juga meredam polusi suara dari hasil pembakaran. Penggunaan glasswool pada muffler yang lebih sedikit dari bawaan pabrik juga berpengaruh pada suara dihasilkan, yaitu menjadi lebih keras.
Kendati demikian, suara menjadi daya tarik serta alasan beberapa orang melakukan modifikasi knalpot pada kendaraannya. Namun, suara knalpot yang terlalu bising dan melampaui batas yang telah ditentukan pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 7 Tahun 2009 berarti melanggar hukum.
Ilustrasi knalpot motor yang dimodifikasi. (Foto: pexels/Jan Karan)
Dalam peraturan tersebut, untuk kendaraan sepeda motor dengan kapasitas mesin hingga 80 cc memiliki batas kebisingan 77 desibel, kapasitas mesin 80 - 175 cc batas kebisingannya 80 desibel dan kapasitas mesin di atas 175 cc batas kebisingannya 83 desibel.
2. Boros BBM
Penggunaan knalpot aftermarket akan maksimal ketika dilakukan penyesuaian terkhusus di sektor debit bahan bakar. Oleh karena itu, konsumsi bahan bakar yang lebih tinggi dari kondisi standar, akan membuat kendaraan menjadi lebih boros BBM
3. Mesin lebih rawan rusak
Ketika melakukan penggantian knalpot, pengguna akan cenderung mengkondisikan kendaraan di rpm tinggi untuk menghasilkan suara khas knalpot aftermarket, serta untuk merasakan performanya.
Ketika hal ini dilakukan dalam jangka waktu yang lama, dikhawatirkan akan mempengaruhi Kesehatan mesin yang dipaksa dalam kondisi rpm tinggi secara terus menerus. Kerusakan mesin juga mungkin terjadi ketika pengaturan yang kurang cocok dan mengakibatkan mesin mengalami overheat. [rk]