ThePhrase.id – Belakangan ini, beredar istilah "Burnt Toast Theory" di media sosial TikTok yang mengajarkan pelajaran hidup yang berharga pada pengguna aplikasi ini di seluruh dunia.
Dinamakan sebagai "Burnt Toast Theory" karena pelajaran hidup ini diambil dari kejadian memanggang roti yang gosong, yang mana dalam bahasa Inggris adalah burnt toast. Bukan secara nyata, tetapi sebagai perandaian.
Bayangkan ketika dirimu terbangun di suatu pagi dan ketika melihat jam, ternyata kamu bangun terlalu siang dan hanya memiliki waktu yang sedikit untuk siap-siap dan berangkat bekerja, kuliah, sekolah, ataupun kegiatan lainnya.
Sembari dengan cepat bersiap-siap, kamu memanggang roti. Namun, karena perhatianmu teralihkan dengan melakukan persiapan lain, rotimu gosong. Kejadian seperti ini memang menyebalkan, sehingga kamu harus meluangkan waktu lebih banyak untuk memanggang roti baru.
Meskipun memanggang roti baru kurang lebih hanya memakan waktu lima menit, tetapi kamu sedang terburu-buru. Kombinasi ini yang membuatmu merasa lebih kesal dari biasanya atas hal-hal kecil seperti ini.
Namun, ketika kamu keluar rumah, kamu melihat kecelakaan yang baru saja terjadi di jalan ke arah tujuanmu. Lalu kamu berpikir, kamu bisa jadi orang yang mengalami kecelakaan tersebut jika kamu berangkat lebih awal.
Ini adalah inti dari teori roti panggang yang gosong tersebut. Terdapat alasan dari segala hal yang terjadi padamu, meskipun hal kecil yang tidak menyenangkan sekalipun. Seperti menghindarimu dari kecelakaan, atau bertemu dengan orang yang kamu tidak inginkan.
Atau bahkan, dapat mempertemukanmu dengan orang yang tak disangka, yang ternyata menjadi jodohmu di kemudian hari. Poin dari teori ini adalah untuk dapat legowo dan menerima ketidaknyamanan kecil seperti roti yang gosong ketika sedang terburu-buru, karena bisa jadi ada alasan lain yang baik untuk dirimu di baliknya.
Teori ini dipopulerkan di TikTok oleh seorang penggunanya, @offthe__grid yang menyampaikan bahwa ia baru saja mempelajari Burnt Toast Theory yang mana teori ini membantunya menerima hal-hal kecil yang tak dapat dikendalikan.
Menurutnya, teori ini adalah sebuah gagasan yang mana hal-hal kecil yang tidak nyaman bagi kita di dalam keseharian dapat menyelamatkan kita dari sesuatu yang merugikan, atau bahkan mendorong kita ke arah yang menguntungkan.
Dilansir dari Verywell Mind, kita memang tidak bisa memegang kendali akan hal-hal kecil yang menyebalkan seperti roti panggang yang gosong, tetapi kita bisa mengendalikan bagaimana kita merespon hal tersebut. [rk]