ThePhrase.id - Presiden RI, Prabowo Subianto menanggapi secara blak-blakan soal aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa beberapa waktu lalu ketika menyikapi pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Hal tersebut disampaikan ketika Presiden menjawab pertanyaan Pemimpin Redaksi (Pemred) IDN Times, Uni Lubis yang membahas aksi demo, tindak kekerasan aparat, hingga penolakan UU TNI dalam pertemuannya dengan tujuh pemimpin redaksi di Hambalang, Kabupaten Bogor pada Minggu (6/4).
“Coba perhatikan secara objektif dan jujur ya, apakah demo-demo itu murni atau ada yang bayar? Harus objektif dong,” ucap Prabowo, dilansir YouTube IDN Times.
“Pertama, ada demo melawan efisiensi, (kemudian) demo katanya dana pendidikan akan dikurangi, demo (lainnya), jadi harus objektif,” imbuhnya.
Prabowo menegaskan bahwa aksi demo merupakan hal biasa dalam negara sebesar Indonesia, sebagaimana yang sudah disepakati sebagai negara demokrasi yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar (UUD) untuk berkumpul dan bersikap.
Ia menyatakan pemerintahannya menghormati hak untuk berdemo, asalkan demo tersebut dilakukan secara damai dan tidak menyulut kericuhan seperti melakukan aksi pembakaran ban.
Presiden Ke-8 RI itu menekankan bahwa dalam pengelolaan suatu negara, pemerintah perlu waspada akan adanya kelompok-kelompok atau kekuatan asing yang ingin mengadu domba.
“Saya mengajak kita berpikir dengan jernih. Demo itu hak, tapi juga kalau demo dibuat untuk menimbulkan kekacauan dan kerusuhan, ini menurut saya adalah melawan kepentingan nasional dan melawan kepentingan rakyat,” tukasnya.
Menyikapi dugaan adanya aparat yang melakukan tindakan abusive (kasar) terhadap peserta demo, Prabowo menegaskan perlu diinvestigasi dan diproses secara hukum.
Menurutnya, tindak kekerasan yang dilakukan sudah ia pahami sebagaimana adanya sesuatu yang tidak beres dalam setiap institusi, termasuk aparat muda yang masih mudah terpancing emosi.
Sebagai contoh, Presiden menceritakan saat dirinya masih bertugas sebagai petugas keamanan, ia memiliki pengalaman kurang mengenakkan ketika dilemparkan sesuatu oleh para pendemo.
“Saya paham dan saya tahu setiap institusi ada yang tidak beres, organisasi yang besar pasti ada yang namanya manusia, kadang-kadang anak muda emosi, panas, dan sebagainya. Tapi tidak ada niat dari pemerintah untuk menekan (rakyat), untuk apa? Kita mau kerja untuk rakyat,” papar Prabowo.
Terkait pengesahan RUU TNI yang dinilai terburu-buru, Prabowo menjelaskan hal tersebut karena adanya suatu fenomena yakni terlalu cepatnya seorang perwira TNI pensiun, yang membuat jabatan-jabatan tinggi turut berubah dengan cepat.
RUU TNI menurutnya perlu disahkan agar kondisi tersebut tidak terus berulang agar TNI dapat bekerja lebih optimal, tanpa ada niat untuk dwifungsi.
“Inti daripada RUU TNI ini sebetulnya hanya memperpanjang usia pensiun perwira tinggi. Tidak ada niat TNI mau dwifungsi lagi, come on, nonsense itu saya katakan,” tandasnya. (Rangga)