Profil Fajar Gusti Pangestu, Juara MasterChef Indonesia Musim 12 Asal Bali

ThePhrase.id – MasterChef Indonesia (MCI) musim ke-12 telah usai diselenggarakan. Musim yang tayang perdana pada 8 Februari 2025 dan rampung pada 17 Mei 2025 tersebut membuahkan Fajar Gusti Pangestu sebagai pemenangnya.

Pada momen babak grand final, Fajar sempat tertinggal dari pesaingnya, yakni Putu Hovit Yusmanjia pada Challenge pertama. Pada babak ini Hovit unggul dengan skor 757, sedangkan Fajar memperoleh 745 poin.

Tetapi, Fajar mampu melakukan comeback dengan skor yang lebih unggul di Challenge 2, yakni 1.327 poin. Hovit yang meraih poin 1.304 harus mengakui keunggulan Fajar. Lalu di Challenge terakhir, yaitu Signature Dish Challenge, Fajar menang tipis dari Hovit dengan raihan 837 poin, sedangkan Hovit meraih 834 poin.

Ketika diakumulasi, Fajar mendapatkan 2909 poin dari tiga juri, yakni Chef Juna, Chef Renatta, dan Chef Rudy. Sementara itu, Hovit harus puas dengan titel juara kedua dengan total skor 2895 poin.

Kemenangan Fajar di MCI mencetak sejarah baru dengan menjadi chef asal Bali pertama yang memenangkan kejuaraan ini. Bahkan, grand final yang menjadi pertarungan Fajar dengan Hovit juga menjadi grand final pertama yang kedua finalisnya berasal dari Bali.

Selain itu, momen manis juga terjadi di malam grand final usai Fajar dinobatkan sebagai pemenang. Di depan banyak orang, Fajar melamar kekasihnya, Zahra, yang juga merupakan peserta MasterChef musim ini. Ia tampak berlutut di hadapan Zahra dan memberikan cincin.

Momen ini sontak menjadi perhatian publik dan membuat sosok Fajar makin menjadi perbincangan. Pasalnya, sebagai juara, ia berhak untuk mendapatkan uang tunai senilai Rp100 juta, emas logam mulia seberat 100 gram, satu unit mobil, hingga liburan gratis ke Amerika Serikat. Tak cukup dengan hadiah yang didapat, ia juga mendapatkan calon istri usai lamarannya diterima.

Meski kini menjadi juara salah satu pencarian bakat memasak yang populer di Indonesia, siapa sangka bahwa pria yang dijuluki ‘King of Dessert’ ini sempat mengambil jalan hidup yang berbeda total dari kariernya saat ini.

Diketahui, pada awalnya, Fajar diarahkan untuk mengikuti jejak sang ayah sebagai seorang arsitek. Ia juga sempat mendaftar di jurusan arsitektur untuk menempuh pendidikannya. Namun, ketika sang ayah meninggal, ia tak melanjutkan perjalanannya di bidang arsitektur karena merasa arsitektur bukanlah passion-nya.

Ia kemudian mengambil studi di bidang kuliner melalui program diploma Food Production di Mediterranean Bali. Di sana, ia mendalami ilmu tentang kuliner yang tak hanya mempelajari makanannya, tetapi juga manajemen dapur hingga sanitasi makanan.

Setelah lulus, ia sempat magang di sebuah restoran Rusia di Bali. Ia pun mengasah kemampuannya di tempat-tempatnya bekerja sebelum mewujudkan tujuannya untuk membuka usaha kuliner. 

Keterampilan dan kebolehannya dalam memasak berkat studi, passion, dan juga pengalamannya ia tunjukkan dengan hidangan-hidangan pada MCI musim ke-12 yang unik dan berani berinovasi, tetapi tetap memiliki rasa autentik khas Indonesia.

Soal bisnis F&B yang dirintisnya, ia membagikan restoran yang dimilikinya bernama Cita Rasa. Restoran ini merupakan restoran steak kaki lima yang berlokasi di Bali di kawasan Teuku Umar Barat, dan juga Jakarta di kawasan Sunter. [rk]