Profil Marcus Gideon, Bintang Bulu Tangkis Indonesia yang Umumkan Gantung Raket di Usia 33 Tahun

ThePhrase.id – Kabar mengagetkan datang dari dunia olahraga bulu tangkis Indonesia. Bintang bulu tangkis Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon mengumumkan gantung raket alias pensiun dari profesinya sebagai atlet.

Pengumuman ini disampaikan oleh Gideon tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-33, pada Sabtu, 9 Maret 2024. Pada laman Instagram pribadinya, ia menyampaikan keputusannya untuk berhenti dari karier profesional badminton tepat di usianya yang menginjak 33 tahun.

"Thank You God for these 33 years! Pada hari ini tepat di usia 33 tahun saya memutuskan untuk berhenti dari karier profesional badminton. Tidak terasa sudah 25 tahun tidak henti-hentinya saya berlatih dan bersaing di lapangan," tulisnya. Tak lupa ia turut berterima kasih kepada Tuhan Yesus atas kariernya.

Selanjutnya, atlet yang akrab disapa Koh Sinyo itu turut membahas bagaimana di awal kariernya ia sempat dianggap 'madesu' atau memiliki masa depan yang suram. Pasalnya, ia memiliki postur tubuh yang tidak tinggi dan prestasi yang 'biasa' saja dibandingkan kawan-kawannya.

"Semasa saya kecil, bahkan guru saya pun menganggap saya 'madesu' atau masa depan saya suram, dianggap sebelah mata karena postur tubuh yang tidak tinggi dan bahkan prestasi saya boleh dikatakan 'biasa' saja jika dibandingkan dengan kawan-kawan saya (yang) lain," ungkap sang bintang.

Kendati demikian, ia berhasil mematahkan anggapan tersebut dengan segudang prestasinya sebagai atlet bulu tangkis dunia. Bahkan, ia menjadi salah satu pebulu tangkis yang dihormati oleh para atlet badminton dunia. 

Hal ini dapat dilihat dari sederet atlet bulu tangkis top dari berbagai negara yang memberikan komentar di unggahan Instagramnya dan memberikan selamat atas pensiunnya, seperti Viktor Axelsen, Chirag Shetty, Anders Antonsen, Aaron Chia Teng Fong, Popor Sapsiree Taerattanachai, dan masih banyak lagi.

Selanjutnya, Gideon juga mengungkapkan bahwa apa yang telah ia raih hingga pengujung kariernya ini telah melebihi dari yang ia impikan. Maka dari itu, ia menutup kariernya dalam dunia badminton dengan hati yang puas dan rasa bersyukur.

"Dalam hidup ini tidak ada yang saya sesali, apa yang sudah saya raih sekarang ini bahkan sudah melebihi apa yang pernah saya impikan. Saya dulu pernah berkata kepada istri saya saat masih pacaran, 'saya ingin jadi world no.1' karena pada saat itu tampaknya menjadi rank 1 adalah sesuatu yang sulit sekali untuk digapai. Tapi Tuhan memberikan bahkan lebih dari yang saya bayangkan; oleh sebab itu saya menutup karier saya dalam dunia badminton dengan hati yang puas dan rasa bersukur," tuturnya.

Profil Marcus Fernaldi Gideon

Marcus Fernaldi Gideon lahir di Jakarta, 9 Maret 1991. Ia pertama kali bergabung dengan klub badminton Tangkas Jakarta pada usia 9 tahun dan mulai bermain secara profesional di usia 13 tahun. 

Namun pada saat yang sama ketika ia memulai karier profesionalnya, ia mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di Singapura. Gideon sempat menjalani studi tersebut selama beberapa bulan, dan kembali ke Indonesia karena sakit-sakitan dan tak betah.

Sekembalinya ke Indonesia, sang atlet langsung memfokuskan kegiatannya pada bulu tangkis dan dilatih oleh sang ayah, tanpa tergabung klub. Bermain independen sebagai tunggal dan ganda putra. Kemenangan pertamanya adalah pada nomor tunggal putra pada Victorian International a Future Series.

Berkat kemenangan tersebut, ia tergabung dalam seleksi masuk pelatih nasional (pelatnas) PBSI dan berhasil masuk. Lebih tepatnya di tahun 2010, ia bergabung pada pelatnas dan dimasukkan pada nomor ganda putra bersama Agripina Prima Rahmanto Putra. 

Bersama pasangannya, Gideon memenangkan Singapore 2011, turnamen Iran International 2012, dan menjadi runner-up pada Vietnam dan Osaka International 2012. Ia sempat keluar dari Pelantas PBSI di tahun 2013 dan kemudian berpasangan dengan Markis Kido. Keduanya berhasil meraih gelar juara Indonesia Open 2014.

Melihat prestasinya bersama Markis Kido, Gideon kembali diundang oleh PBSI untuk bergabung dengan timnas. Setelah kembali bergabung, ia dipasangkan dengan Kevin Sanjaya Sukamuljo yang kemudian keduanya menjadi ganda putra legendaris dengan sebutan "the Minions".

Beberapa prestasi Koh Sinyo bersama Kevin Sanjaya antara lain menjadi ganda nomor satu di dunia atas performa yang gemilang. Ia juga menjuarai sederet turnamen seperti All England Open dan Indonesia Open di level Super 1000, hingga Australian Open, China Open, All England Open, India Open, Malaysia Open, Japan Open, China Open, Hong Kong Open, dan lain-lain pada BWF Superseries.

Kemenangan terakhirnya bersama Kevin Sanjaya adalah pada Indonesia Open 2021. Sementara itu, ajang terakhir yang diikuti adalah Singapore Open 2023. Pasca laga tersebut, Gideon tak lagi bertanding dan absen, hingga mengumumkan pensiun. [rk]