ThePhrase.id – PSSI telah resmi memperkenalkan Patrick Kluivert sebagai pelatih baru Timnas Indonesia yang menggantikan Shin Tae-yong. Pengenalan ini dilakukan pada hari Minggu (12/1) di Hotel Mulia, Jakarta, setelah Patrick tiba di Jakarta pada Sabtu (11/1).
PSSI juga mengumumkan bahwa pelatih asal Belanda ini dikontrak selama dua tahun, yakni dari tahun 2025 hingga tahun 2027 dengan opsi perpanjangan kontrak. Selama melatih timnas, Patrick akan didampingi oleh dua asisten pelatih, yaitu Alex Pastoor dan Denny Landzaat.
Meskipun Patrick dan juga kedua asisten pelatih terpilih ini merupakan orang Belanda, Patrick menyiratkan bahwa ia tak membedakan antara pemain lokal dan naturalisasi. Ia mengatakan bahwa seluruh pemain adalah jantung dari timnas.
"Semua pemain baik itu lokal atau diaspora harus tampil sebagai sebuah tim, dan pemain lokal sama pentingnya dengan pemain abroad di Timnas. Keduanya adalah jantungnya Timnas Indonesia, karena bukan tentang naturalisasi. Mereka datang untuk Timnas Indonesia, semuanya penting jika mendapatkan panggilan membela timnas," bebernya, dikutip dari laman resmi PSSI.
Lebih lanjut, Patrick juga menyampaikan bahwa ia merupakan pribadi yang gemar dengan permainan sepak bola menyerang. Maka dari itu, ia akan menerapkan taktik ini ketika melatih Timnas Indonesia.
"Yang paling penting adalah saya suka permainan sepak bola menyerang. Saya familiar dengan segala sistem. Saya pernah jadi asisten Louis van Gaal di (Piala Dunia) 2014. Saya suka 4-3-3, tapi tergantung tentang pemain nyaman di mana. Saya bisa implementasikan gaya apa pun. Dalam sepak bola, Anda harus dinamis dan mengombinasikan banyak hal," ungkapnya.
Atas perkenalan ini tak sedikit masyarakat Indonesia yang penasaran dengan sosok pelatih yang menggantikan Shin Tae-yong ini. Agar lebih dekat, yuk simak profilnya!
Patrick Stephan Kluivert adalah seorang pelatih dan mantan pemain sepak bola asal Belanda kelahiran 1 Juli 1976 yang saat ini tengah berusia 48 tahun. Ayahnya adalah seorang mantan pemain sepak bola asal Suriname, yaitu Kenneth Kluivert, dan ibunya, Lidwina Kluivert berasal dari Curaçao.
Karier sepak bola Patrick dimulai dengan belajar di jalanan, yang kemudian ia lanjutkan di Schellingwoude selama satu tahun (1983-1984). Ia kemudian bergabung dengan Akademi Muda Ajax pada usia tujuh tahun.
Akademi Muda Ajax kemudian menjadi rumah keduanya sekaligus menjadi tempatnya menimba ilmu sepak bola selama 10 tahun lamanya. Di tahun 1994, ia kemudian debut dengan tim senior ketika berusia 18 tahun dan menjadi bagian dari "Generasi Emas Ajax" di dekade 1990-an.
Kluivert tercatat sebagai salah satu pemain yang cemerlang sebagai seorang striker. Bahkan, ia pernah menjadi pencetak gol terbanyak untuk Ajax di Eredivisie musim 1994/1995 dengan torehan 18 gol dari 25 penampilan.
Ia juga pernah menorehkan prestasi gemilang lainnya bersama Ajax, di mana berhasil mencetak gol kemenangan melawan AC Milan di final Liga Champions UEFA 1995 yang menjadikan Patrick pemain termuda yang mencetak gol di final Liga Champions.
Setelah tiga tahun bersama Ajax, Patrick bertolak ke klub populer asal Italia, AC Milan dan bermain selama satu musim (1997-1998). Perjalanannya ia lanjutkan di klub Spanyol, Barcelona yang juga menjadi masa-masa suksesnya sebagai pemain sepak bola.
Patrick menjadi pemain Barcelona dari tahun 1998 hingga 2004. Ia lalu bermain untuk klub-klub lain setelahnya seperti Newcastle United (2004-2005), Valencia (2005-2006), PSV (2006-2007), dan Lille (2007-2008).
Sementara itu di kancah internasional, Patrick turut menjadi bagian dari Timnas Belanda dari kelompok umur hingga tim senior. Tercatat, ia pernah bermain untuk timnas U-16 (1990-1991), timnas U-17 (1991-1992), timnas U-18 (1992), timnas U-19 (1992-1994), dan tim senior (1994-2004).
Sebagai seorang pemain sepak bola, Patrick dikenal sebagai atlet yang memiliki teknik, kecerdasan dalam bermain, dan juga kecepatan yang mumpuni, meskipun juga terkadang dianggap impulsif.
Kariernya sebagai pesepak bola kemudian usai pada tahun 2008 dan berakhir di klub Lille. Pada tahun yang sama, ia diberitakan mengikuti kursus kepelatihan Asosiasi Sepak Bola Belanda (KNVB) untuk menjadi pelatih sepak bola profesional.
Tak meninggalkan dunia sepak bola, Patrick justru tekun mendalami bidang kepelatihan sepak bola. Debutnya sebagai pelatih ia lakoni di klub Belanda, AZ (2008-2010) sebagai asisten pelatih. Ia lalu melatih klub A-League Australia, Brisbane Roar juga sebagai asisten pelatih, di bawah Ange Postecoglou.
Hanya bertahan satu tahun, Patrick kemudian kembali ke Belanda untuk menjadi asisten pelatih dari NEC Nijmegen (2010-2011). Pada tahun 2011, ia menjadi pelatih utama Jong Twente (2011-2012), lalu bergabung dengan staf pelatih Timnas Belanda di bawah Louis van Gaal sebagai asisten pelatih (2012-2014).
Selain itu, Patrick juga pernah didapuk sebagai pelatih Timnas Curaçao (2015-2016), Jong Ajax U-19 (2016), Timnas Kamerun (2018-2019), Timnas Curaçao (2021), Adana Demirspor (2023), dan yang terbaru menjadi pelatih Timnas Indonesia. [rk]