
ThePhrase.id – Dunia dihebohkan dengan pemilihan umum (pemilu) wali kota New York, Amerika Serikat, yang berlangsung pada Selasa (4/11) waktu setempat. Kegemparan ini dikarenakan pemilu dimenangkan oleh Zohran Mamdani, berdasarkan hitungan cepat.
Sebelum pemilihan berlangsung, sosok Zohran telah viral karena ia merupakan calon wali kota New York pertama yang beragama Islam. Kini, kemenangan pada pemilu yang telah usai menyematkan titel tersebut secara riil kepada Zohran.
Selain wali kota Muslim pertama di New York, Zohran juga menorehkan berbagai sejarah 'pertama' lainnya sebagai wali kota New York, seperti keturunan India pertama, orang Asia Selatan pertama, hingga yang termuda dalam satu abad terakhir, karena usianya yang baru menginjak 34 tahun.
Dilansir dari Deutsche Welle (DW), lebih dari dua juta warga New York berpartisipasi dalam pemilu ini. Jumlah ini merupakan partisipasi tertinggi dalam pemilihan wali kota dalam dekade terakhir.

Dari partisipan tersebut, dikutip dari Aljazeera, sekitar 91 persen suara telah dihitung, dan Zohran memimpin suara dengan 50,4 persen. Ia mengalahkan pesaing utamanya, mantan Gubernur Andrew Cuomo yang didukung Donald Trump, dengan jumlah vote 41,6 persen.
Diketahui, Zohran berhasil menarik minat warga New York untuk ikut memilih, terutama para pemilih muda, berkat kampanyenya yang berfokus pada isu-isu sosial dan ekonomi. Nilai yang dijunjung serta kampanyenya dinilai relevan dengan kebutuhan warga, terutama kelas pekerja dan generasi muda.
Selain karena isu yang disuarakan, strategi kampanye Zohran dinilai efektif dan makin digemari publik karena mengombinasikan pendekatan akar rumput dan media sosial. Begitu juga karena pembawaannya yang berani, vokal, dan konsisten dalam memperjuangkan gagasannya.
Terlebih lagi, ia juga aktif dalam menyuarakan keadilan sosial, keterjangkauan hidup, dan reformasi yang signifikan di New York. Karena relevan, Zohran kemudian meraih respons yang positif dari warga New York, terutama di tengah ketimpangan ekonomi yang tengah terjadi di kota tersebut.

Kemenangannya pada pemilihan wali kota New York yang menjadi perbincangan dunia menarik perhatian banyak orang yang kemudian ingin mengenal sosoknya lebih dalam. Siapakah Zohran Mamdani?
Zohran Kwame Mamdani adalah politikus asal Amerika Serikat. Ia merupakan bagian dari Partai Demokrat dan Sosialis Demokrat Amerika yang telah menjabat sebagai anggota Majelis Negara Bagian New York dari distrik ke-36 sejak tahun 2021, mewakili wilayah Astoria di Queens.
Pria yang lahir di Kampala, Uganda, pada 18 Oktober 1991 ini dibesarkan dalam keluarga akademisi dan seniman terkemuka. Ayahnya, Mahmood Mamdani, adalah profesor antropologi dan ilmu politik berdarah India-Uganda. Sementara ibunya, Mira Nair, adalah seorang sutradara film asal India yang populer.
Keluarganya pindah dari Afrika Timur ke Cape Town, Afrika Selatan, ketika ia berusia lima tahun. Hanya bertahan dua tahun, Zohran dan keluarganya kembali bermigrasi, yaitu ke New York, Amerika Serikat, saat ia berusia tujuh tahun dan menetap di The Big Apple hingga dewasa.

Mamdani menempuh pendidikan di Bank Street School for Children dan Bronx High School of Science di New York, lalu melanjutkan ke Bowdoin College di Maine, mendapatkan gelar sarjana di bidang Africana Studies. Di kampus, ia aktif mendirikan Students for Justice in Palestine, sebuah organisasi advokasi pro-Palestina yang menjadi awal dari keterlibatannya dalam aktivisme sosial dan politik.
Selepas kuliah, Zohran bekerja sebagai konselor pencegahan penyitaan rumah (foreclosure prevention counselor) di Queens, membantu masyarakat berpenghasilan rendah agar tidak kehilangan tempat tinggal mereka.
Ia dikenal luas berkat dukungannya terhadap Good Cause Eviction Bill, sebuah rancangan undang-undang yang melindungi penyewa dari penggusuran sewenang-wenang dan menjadi salah satu isu utama yang mengangkat namanya di New York.
Pengalaman langsung menghadapi ketimpangan ekonomi dan krisis perumahan di lingkungan itu membuatnya sadar bahwa solusi nyata membutuhkan perubahan struktural lewat jalur politik. Dari situlah ia mulai terjun ke dunia politik.

Sebagai seorang politisi, Zohran dikenal sebagai sosialis demokrat yang memperjuangkan keadilan ekonomi, hak penyewa, dan kesetaraan sosial. Latar belakangnya sebagai imigran, Muslim, dan keturunan Asia Selatan-Afrika menjadikannya sangat peka terhadap isu-isu minoritas dan ketimpangan sistemik.
Ia memegang teguh prinsip bahwa politik harus berangkat dari kebutuhan nyata rakyat, bukan kepentingan elite, seperti yang sering ia sebut sebagai “politics of no translation” yakni politik yang berbicara langsung dengan bahasa rakyat.
Nilai-nilai yang dipegang Zohran Mamdani terbentuk dari latar belakang keluarganya yang intelektual dan multikultural serta pengalamannya dalam aktivisme sosial yang menekankan keadilan sosial, anti-penindasan, dan solidaritas internasional. [rk]