Ridwan Kamil (dua dari kiri) pada acara Kick-Off Petani Milenial. (Foto. Facebook/Ridwan Kamil)
Thephrase.id - Indonesia adalah negara agraris yang dikaruniai lahan yang subur. Tak heran, sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting dalam perekonomian nasional dan pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat. Sayangnya, sektor pertanian masih belum banyak diminati kalangan milenial.
Melihat hal ini, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menggagas program Petani Milenial. Program ini dibuka untuk kaum milenial umur 19-39 tahun agar dapat menaikkan sektor pertanian Kawasan Jawa Barat. Selain itu, program ini juga dibuat untuk menekan urbanisasi.
Menurut Ridwan Kamil, dari virus Covid-19, kita dapat mengambil pelajaran bahwa hidup yang nyaman adalah di pedesaan, tetapi dengan rezeki perkotaan dengan bisnis yang mendunia melalui digital.
Tujuan utama dari program Petani Milenial adalah meningkatkan jumlah petani muda di Jawa Barat, menyelesaikan keterbatasan tenaga kerja, dan meningkatkan swasembada pangan. Program ini juga diinisiasi untuk mengurangi angka pengangguran yang meningkat akibat pandemi.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat bekerja sama dengan berbagai pihak untuk melancarkan program Petani Milenial. Mulai dari Agro Jabar, Jabar Digital Service, Dinas Kehutanan Jawa Barat, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, hingga Bank BJB.
Program yang diresmikan pada 26 Maret 2021 ini, setelah tiga bulan berjalan telah menghasilkan panen yang melimpah. Sebagian dari Panen tersebut bahkan ada yang diekspor ke Singapura.
Hasil panen dari petani milenial. (Foto. Instagram/petanimilenialjabar)
“Petani Milenial perlahan menjadi solusi untuk generasi muda Indonesia di masa depan agar Indonesia punya ketahanan pangan dan kesejahteraan yang menjanjikan,” ujar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Saat awal dibuka pendaftaran untuk para petani muda, sebanyak 8.996 milenial mendaftar untuk menjadi petani muda. Setelah dilakukan serangkaian proses seleksi, sebanyak 2.240 orang lolos untuk mengikuti program Petani Milenial.
Para petani milenial ini akan dibantu dari segala segi, termasuk penyediaan lahan, pemberian modal, teknologi, hingga pembelian produk pertanian. Pada dasarnya, para petani akan dipinjamkan lahan untuk bertani, kemudian komoditas panennya akan dibeli oleh instansi yang bekerja sama dengan Pemprov Jawa Barat.
Dilansir dari website resmi petani milenial, Program Petani Milenial meliputi inventarisasi potensi lahan dan peluang pasar, menentukan komoditas pertanian, mendata petani milenial, mengembangkan kapasitas petani milenial, memberikan bantuan benih, bibit, pupuk, pestisida, dan peralatan, serta memberikan fasilitas pembiayaan dan pemasaran produk.
Prosesnya juga dilakukan dengan teknologi. Hal ini dilaksanakan untuk mengedepankan teknologi 4.0. Irigasi konvensional hanya digunakan sebesar 30%, dan sisanya berbasis teknologi.
“Air dan pupuk cair diteteskan sesuai jadwal dan diatur via hape dan komputer melalui IOT,” papar Ridwan Kamil menjelaskan proses dari pertanian milenial.
Program ini akan menjadi salah satu fokus Ridwan Kamil hingga akhir jabatannya pada tahun 2023, karena ia ingin mengunggulkan program food security. Ia juga menargetkan sebanyak 100.000 petani muda yang akan terintegrasi dalam program Petani Milenial hingga akhir jabatannya.