ThePhrase.id – Menjadi seorang pilot merupakan sebuah kebanggaan tersendiri, apalagi menjadi pilot perempuan pertama bagi Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) di Indonesia. Letda CPN (Kowad) Puspita Ladiba merupakan wanita pertama yang menjadi pilot di TNI AD.
Titel yang diraih perempuan yang akrab dipanggil Diba tersebut bukan lain adalah hasil jerih payahnya sendiri. Ayahnya hanya seorang sopir, sedangkan sang ibu penjual jagung bakar di pinggir jalan.
Meski begitu, Diba berhasil menjadi pilot perempuan pertama di TNI AD, membanggakan kedua orang tuanya sekaligus mencatatkan sejarah.
Kisahnya dimulai saat ia terpilih menjadi perwakilan Provinsi Sumatera Utara sebagai pasukan pengibar bendera pusaka di Istana Negara pada 17 Agustus 2012. Diba yang berasal dari Medan mengikuti serangkaian seleksi untuk menjadi salah satu pasukan pengibar bendera.
Setelah lolos seleksi tingkat kota Medan, ia maju ke seleksi tingkat provinsi. Pada seleksi tingkat provinsi tersebut ia berhadapan dengan calon dari 32 kabupaten lain, dan kemudian terpilih menjadi perwakilan Provinsi Sumatera Utara.
Setelah lulus dari SMA, Diba tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang universitas karena keterbatasan finansial keluarganya, meski ia diterima di salah satu universitas negeri di Indonesia. Beruntung, pengalamannya menjadi pasukan pengibar bendera inilah yang mengantarkannya kepada Akademi Militer (Akmil).
Letda CPN (K) Puspita Ladiba saat menjadi pasukan pengibar bendera pada tahun 2012. (Foto: Youtube/TNI AD)
Pada salah satu konten Youtube TNI AD mengenai srikandi penerbangan Angkatan Darat, Diba mengatakan bahwa saat ia masuk Akmil, tidak ada pembukaan akademi wanita untuk direkrut menjadi Taruni Akmil. Beruntung, Taruni Akmil kemudian dibentuk atas usulan almarhumah Ani Yudhoyono.
“Awalnya pendaftaran Taruni Akmil itu sebelumnya tidak ada pembukaan akademi wanita direkrut menjadi taruni akademi militer. Taruni akademi militer itu dibentuk atas kemauan almarhumah Ibu Ani Yudhoyono. Jadi kita sebelumnya direkrut dari Paskibraka nasional dan SMA unggulan,” ujarnya.
Bahkan, saat masuk Akmil, Diba tidak tahu bahwa terdapat korps penerbangan pada Angkatan Darat. Ia mengatakan bahwa para anggota korps penerbangan Angkatan Darat menawarkannya masuk ke penerbangan Angkatan Darat. Dari situlah, ia diberi kesempatan menjadi pilot perempuan pertama.
Dirbinum Puspenerbad Kolonel CPN Suprapto mengatakan bahwa sebelumnya pada penerbangan Angakatan Darat ini tidak terdapat perempuan.
“Kita sudah berumur 59 tahun tempat ini berdiri. Baru kali ini kita mendapatkan pilot wanita. Dan pilot wanita ini diseleksi sesuai dengan standar, sama dengan pilot-pilot pria. Baik dari psikologi, dari kesehatan, maupun dari akademik,” ujar Kolonel CPN Suprapto.
Dalam menjalankan tugas sebagai penerbang, dibutuhkan ketepatan, presisi, dan tanggung jawab sebagai fondasi. Diba sebagai Co Pilot lulus dari Akademi Militer pada tahun 2017 dengan predikat cumlaude. Kegigihannya sejak belajar tersebut ia bawa hingga menjadi pilot seperti sekarang.
Segala yang ia capai hingga titik ini, ia raih dengan segala kesederhanaan yang ia jalani sejak kecil. Pasalnya, pada saat Diba masih duduk di bangku SMA, ia bahkan tidak dapat memiliki handphone seperti teman-temannya karena keadaan orang tuanya.
“Saya menyadari dengan keterbatasan kemampuan orang tua, Diba sama sekali untuk beli handphone tidak berani meminta ke orang tua. Jadi waktu temen-temen sudah punya handphone, Diba belum punya sendiri di kelas,” ungkapnya.
Beruntung, berkat menjadi pasukan pengibar bendera, ia mendapatkan uang saku sebesar Rp 15 juta yang ia berikan kepada orang tuanya dan sebagian ia belikan notebook dan handphone.
Sang ayah pun merasa terharu dan bangga atas prestasi Diba berikan serta pancapaiannya hingga sekarang, meski Diba tumbuh secara sederhana.
“Puspita Ladiba pada masa kecilnya tidak seperti anak-anak yang orang tuanya mampu. Hidup dengan kesederhanaan,” ucap sang ayah.
Letda CPN (K) Puspita Ladiba dengan keluarganya. (Foto: Youtube/TNI AD)
Bahkan pada pelantikannya setelah lulus Akmil, orang tua Diba pada awalnya tidak dapat terbang dari Medan untuk menghadiri pelantikan sang anak. Dikelilingi oleh orang baik, salah satu orang tua dari teman Diba memberi bantuan tiket pulang-pergi untuk orang tua Diba agar dapat menghadiri pelantikan anaknya.
Pada akhir konten srikandi penerbangan Angkatan Darat pada kanal youtube TNI AD tersebut Diba mengungkapkan keinginannya untuk mengajak kedua orang tuanya terbang bersamanya.
“Diba pengen buat suatu saat, Diba bisa bawa orang tua Diba terbang. Diba jemput di depan rumah, landing di situ, dan bilang ke papah mamah ‘ini loh, Diba bisa terbang’. Karena sampai sekarang belum melihat secara langsung,” ungkapnya. [rk]