ThePhrase.id – Tak sedikit pemuda Indonesia yang berkuliah baik pada jenjang S1, S2, atau S3 di luar negeri. Tetapi, yang kembali ke kampung halamannya untuk menerapkan ilmu yang didapat bagi masyarakat, bangsa dan negara tak begitu banyak.
Salah satu pemuda yang setelah merampungkan studi masternya kembali ke kampung halamannya adalah Randi Julian Miranda. Ia mendirikan HANDEP (Handmade Ethical Product) yang berdayakan petani dan penganyam rotan di Kalimantan Tengah (Kalteng) untuk menciptakan produk fashion yang sustainableatau berkelanjutan.
Randi Julian Miranda. (Foto: unimelb.edu.au)
Lulusan magister environmental studies dan pembangunan berkelanjutan, University of Melbourne, Australia ini tergerak melihat kondisi kampung halamannya di Puruk Cahu, Kalimantan Tengah yang banyak mengalami ketidakadilan di tengah-tengah wilayah yang menjadi tempat eksploitasi tambang dan hasil hutan.
"Saya lahir dan besar di keluarga penambang emas, pekerjaan orang-orang di kampung saya itu cuma dua, kalau bukan petani, ya penambang," ungkap Randi pada acara Kick Andy.
Dengan terus menerusnya menjadi penambang, tidak jarang masyarakat merasakan dampak negatif yang tidak mengenakkan. Beberapa diantaranya seperti pendapatan yang tidak stabil, hingga harus berurusan dengan hukum karena dituduh menambang di area konsesi.
"Ini benar-benar heartbreaking ya, dan membuat saya kepikiran. Keluarga inti saya, bahkan tetangga saya ini berulang kali masuk ke lubang yang sama. Sampai-sampai saya sempat berpikir apa jangan-jangan keluarga saya ini kriminal, ya? Tapi ternyata setelah S2, saya mengerti kompleksitas masalah yang mereka hadapi akhirnya," ungkapnya.
Berdasarkan keprihatinannya, hatinya tergerak untuk memajukan masyarakat kampung halamannya agar mereka dapat memanfaatkan alam dengan berkelanjutan, tetapi mendapatkan penghasilan yang tetap, tanpa harus terjerat masalah hukum.
Untuk itu, Randi mendirikan HANDEP, merek lokal yang bergerak pada bidang fashion, menjual produk seperti tas, topi, dan aksesoris lainnya seperti anting, dan dompet dari rotan. Produk yang dijual merupakan produk fashion berkelanjutan yang ramah lingkungan.
Pasalnya, tempatnya tinggal merupakan lokasi suku Dayak dan budaya Dayak berada. Sedangkan, masyarakat Dayak memiliki tradisi menganyam rotan dengan motif tribal yang khas. Dengan mengangkat budaya menganyam dan ke-khas-an motif tersebut, Randi mengangkat masyarakat dengan pemberdayaan.
Melalui sustainablefashion, Randi ingin membantu pelestarian hutan dan menjaga lingkungan, serta menjaga kelestarian budaya dan kearifan budaya. Secara tidak langsung, Randi juga seakan-akan ingin mengatakan pada masyarakat bahwa terdapat pekerjaan lain yang menjanjikan dibandingkan menambang emas.
"Kami mau kasih pilihan ke warga, bahwa ini lho, ada satu usaha yang lain yang cukup menjanjikan selain nambang emas. Nambang emas dalam setahun paling 3 kali dapat, selebihnya enggak dapat, income tidak tentu, mungkin itu yang membuat masyarakat tertarik untuk bergabung," ujar Randi.
Bisnis yang dirintis Randi tersebut juga berkontribusi dalam menerapkan Sustainable Development Goals (SDGs) pada poin 1, yakni mengatasi kemiskinan, poin 5 yaitu mencapai kesetaraan gener dan memberdayakan perempuan karena HANDEP mempekerjakan para ibu-ibu untuk meningkatkan ekonomi mereka, poin 8 yaitu mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif, poin 12 yaitu pola konsumsi dan produksi berkelanjutan, dan poin 13 yaitu mengambil aksi untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya.
Sejak pertama didirikan pada tahun 2018 hingga saat ini, HANDEP telah memberdayakan 400 petani dan penganyam rotan. Sebanyak 650 pohon telah ditanam, dan sebanyak 22 workshop terkait kewirausahaan telah dilaksanakan. Jadi, para petani dan penganyam tak hanya bekerja tetapi kerap diberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mereka.
Ternyata, masyarakatnya juga merasakan dampak positif dalam hal penghasilan. Dari survei internal HANDEP yang dilansir dari laman resmi Kemenpora, tercatat peningkatan pemasukan rata-rata sebesar 80 persen pada masyarakat yang benar-benar menggeluti pengelolaan rotan sebagai mata pencaharian.
Di tengah pandemi yang menerpa banyak usaha di Indonesia, Randi beradaptasi dengan melakukan digitalisasi pemasaran dan trunk show untuk memamerkan produk HANDEP kepada konsumen. Usahanya tersebut juga menambah produk yang dijual di luar produk fashion, yakni madu hutan dan beras organik. [rk]