ThePhrase.id – Di balik Kecamatan Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat yang penuh dengan gunungan sampah dan menjadi Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST), terdapat pahlawan pendidikan bagi anak-anak sekitar bernama Resa Boenard.
Ia adalah inisiator dari BGBJ atau juga dikenal dengan The Kingdom of Bantargebang Biji. BGBJ adalah sebuah komunitas yang menawarkan solusi dari beragam masalah sosial yang ada di daerah Bantargebang seperti kemiskinan, rendahnya keinginan untuk menimba pendidikan, hingga pernikahan dini.
Untuk itu, Resa mendirikan sebuah wadah untuk anak-anak yang bertempat tinggal di sana agar dapat bangkit dan tidak merasa diri mereka buruk atau bahkan menganggap mereka 'anak sampah' hanya karena tinggal di daerah Bantargebang.
Resa Boenard. (Foto: tatlerasia.com)
"Banyak anak-anak ini merasa mereka kurang diperhatikan sama orang tua, akhirnya muncul lah kenalakan remaja. Kedua, memang contoh atau motivasi yang kurang, jadi anak-anak ini beranggapan 'Ya sudah lah tidak sekolah juga tidak apa-apa, toh kita lihat bapak ibu kita tidak sekolah juga tetap aja bisa hidup'," ungkap Resa, melansir Detik.
Menurut Resa, cara memutus rantai kemiskinan adalah dengan pendidikan. Hal tersebut selalu ia suarakan pada anak-anak di Bantargebang. "Aku selalu bilang sama adik-adik bahwa untuk memutus mata rantai kemiskinan itu dengan pendidikan," ucapnya.
Awalnya, BGBJ didirikan dengan nama Sanggar Satu Untuk Semua. Sanggar ini berdiri pada tahun 2004. Ia mendirikannya selepas lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA). Tujuannya adalah sebagai tempat belajar bagi anak-anak Bantargebang.
Resa Boenard dan anak-anak Bantargebang. (Foto: Instagram/thebgbj)
Di tahun 2014 hingga 2015 akhir, terciptalah sebuah program baru sehingga nama sanggar diganti menjadi The Kingdom of Bantar Gebang Biji atau BGBJ. Biji dari BGBJ itu sendiri memiliki arti anak-anak yang menimba ilmu di BGBJ ini merupakan biji-biji atau bibit unggul yang bisa ditanam dan akan tumbuh dengan baik.
Di BGBJ, kegiatan anak-anak Bantargebang dibagi menjadi kelas-kelas layaknya sekolah pada umumnya. Terdapat kelas baca, menulis, berhitung, bahasa Inggris, kelas motivasi, musik, hingga workshop recycle. Fokus dari BGBJ itu sendiri adalah untuk memotivasi anak-anak yang tinggal di daerah pembuangan sampah.
Apa yang dilakukan Resa ini berangkat dari pengalaman pribadinya. Saat kecil ia juga tinggal dan besar di Bantargebang. Ia merasakan apa yang anak-anak ini rasakan, seperti dibully dari saat ia masih SD hingga kuliah.
Resa Boenard. (Foto: Instagram/thebgbj)
"Masa kecilku tidak jauh beda dengan anak-anak kecil yang lain di dunia, tapi berbedanya aku dibesarkan di pembuangan sampah. Dulu pas SD sering dibully karena kalau misalnya pergi sekolah, hujan, itu kan air sampah yang di jalan kena sepatu, baunya bisa tahan berhari-hari," cerita Resa.
Meski begitu, Resa memiliki pikiran bahwa yang dapat memutus rantai kemiskinan adalah pendidikan. Maka dari itu ia menggapai pendidikan hingga ke bangku kuliah di Universitas Gunadarma pada jurusan Teknik Informatika.
Telah memiliki ilmu yang tinggi tidak membuatnya sombong dan lupa akan masa kecilnya. Ia justru membawa ilmu yang ia miliki kembali ke Bantargebang dan mengembangkan BGBJ serta memberikan motivasi bagi anak-anak di kampungnya.
"Karena jaman aku dulu tidak ada yang memotivasi aku, tidak ada orang-orang datang, tidak ada orang dari luar negeri datang untuk ajari aku bahasa Inggris di Bantargebang," ungkap Resa.
Resa Boenard, anak-anak Bantargebang dan orang-orang asing yang ikut mengajar. (Foto: Instagram/thebgbj)
Sekarang, anak-anak di Bantargebang ini memiliki kesempatan untuk hampir setiap hari didatangi orang-orang dari luar negeri yang ingin turut berkontribusi untuk mengajari anak-anak tersebut pendidikan, seperti bahasa Inggris.
Sayangnya, lokasi di mana BGBJ ini dibangun dalam waktu dekat akan digusur untuk menjadi fasilitas pembuangan sampah. Pasalnya, tetangga sekitarnya satu per satu sudah digusur, menyisakan BGBJ yang berdiri bak menara harapan di antara gunungan sampah.
Dengan menggalang dana dan memiliki keinginan kuat agar anak-anak tersebut tetap dapat belajar dan meinimba ilmu demi masa depan yang lebih cerah, Resa akan membangun BGBJ di lokasi yang berbeda. Ia bahkan memikirkan akan menyediakan odong-odong agar anak-anak tersebut mendapat kemudahan untuk mencapai lokasi baru BGBJ. [rk]