ThePhrase.id – Menamatkan pendidikan hingga tingkat akhir adalah suatu hal yang tak dapat dinikmati banyak orang. Rohman Gumilar salah satunya. Lulusan Sekolah Dasar (SD) ini harus putus sekolah dan bekerja. Meski begitu, tekad besarnya kini membawanya mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) untuk mengedukasi masyarakat desa.
Rohman Gumilar adalah seorang pegiat literasi, penulis, sekaligus petani yang membangun TBM di kampung halamannya yakni Desa Kadakajaya, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.
Rohman Gumilar. (Foto: kickandy.com)
Lulusan SD
Ia hanya seorang tamatan SD yang memiliki kecintaan terhadap membaca dan menulis. Karena keterbatasan ekonomi, ia tidak dapat melanjutkan sekolah dan harus menjadi buruh tani. Belum lagi keadaan orang tuanya yang bercerai mengharuskannya tinggal bersama nenek dan kakeknya.
Setelah menjalani pekerjaan sebagai petani, Rohman merantau ke kota untuk bekerja. Ia melakukan pekerjaan mulai dari kuli bangunan hingga buruh pabrik. Namun, ketika kembali ke kampung halaman, ia melihat keadaan masyarakat kampungnya yang masih sama yakni minim pendidikan.
Terdapat stigma di kampungnya bahwa menjadi lulusan SD sudah cukup. Setelahnya, kebanyakan menjadi buruh tani atau bahkan malah menikah. Dengan keadaan tersebut, Rohman tergerak.
“Saya berpikir, SDM (Sumber Daya Manusia) tidak akan ada peningkatan jika pendidikan rendah. Hingga akhirnya saya berinisiatif untuk mendirikan sebuah taman bacaan,” ujar Rohman, dilansir dari Media Indonesia.
Mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
Anak-anak binaan pada TBM Bina Kreasi Muda. (Foto: Instagram/rohmangumilar6641)
Pada tahun 2012, Rohman mendirikan Taman Bacaan Masyarakat Bina Kreasi Muda. Koleksi bukunya berasal dari milik pribadinya yang ia beli dari uang hasil penyisihan pekerjaan buruh, dan juga dari donatur. Saat berdiri, terdapat lebih dari 3.000 buku yang dimiliki TBM tersebut.
Bahkan, ia bukan hanya mendirikan TBM tapi mengajak para pemuda di desanya untuk juga membangun TBM. Ada juga beberapa pemuda yang datang kepadanya dengan niatan ingin membuka TBM sepertinya. Ia modalkan dengan satu box buku-buku dengan syarat harus berkembang.
Selain taman bacaan, TBM yang digagas Rohman tersebut juga memiliki berbagai kegiatan. Antara lain membuat kerajinan dari barang bekas hingga pelatihan menulis skenario film. Pelatihan tersebut bukan diberikan tanpa sebab.
Salah satu kegiatan pengenalan tradisi seni tabuh lesung atau tutunggulan Jawa Barat pada anak binaan. (Foto: Instagram/rohmangumilar6641)
Rohman ternyata pernah mengikuti kursus sinematografi ketika merantau di kota. Ia yang dulunya gemar menonton layar tancap berpikir akan menyenangkan untuk menjadi pemain film. Dari kursus tersebut, ia berhasil menjadi pemain figuran. Setelah menjalaninya, ia merasa menjadi pemain di depan kamera cukup melelahkan.
Sebagai alternatifnya, ia mencoba menjadi orang yang berada di balik layar. Mencoba peruntungannya, Rohman akhirnya mendapatkan kesempatan untuk menulis skenario. Ia melamar ke sebuah production house dan bekerja secara tidak tetap, mulai dari menjadi penulis skenario, hingga menjadi co-sutradara.
Ia juga kerap diminta oleh stasiun televisi lokal untuk membuat skenario film. Kebanyakan, skenario yang diminta adalah yang berkaitan dengan pendidikan. Skenario pertamanya yang diproduksi menjadi film ditayangkan pada TVRI Gorontalo.
Rohman Gumilar dengan anak-anak binaan TBM Bina Kreasi Muda. (Foto: Instagram/rohmangumilar6641)
Dengan ilmu yang dimilikinya, Rohman kemudian mengajarkan kepada anak-anak binaan pada TBM Bina Kreasi Muda tersebut. Rohman ingin anak-anak tersebut dapat bangkit dan menghapus stigma cukupnya pendidikan hanya pada level SD. Beberapa dari anak binaannya bahkan telah mengikuti perlombaan sinematografi.
Membuka Sekolah Terbuka Gratis
Hebatnya lagi, Rohman bekerja sama dengan sebuah SMA mengadakan sekolah terbuka jarak jauh di desa. Sekolah terbuka tersebut akan memberikan sekolah gratis dan dapat dihadiri secara fleksibel. Tujuannya adalah untuk membantu pemuda yang ingin melanjutkan pendidikan tetapi terhalang masalah ekonomi.
Kini, TBM yang dibinanya tersebut telah melahirkan pemuda-pemuda yang berhasil melanjutkan studinya ke jenjang perguruan tinggi. Bahkan, SMA terbuka yang diinisiasinya tersebut di tahun 2020 lalu telah meluluskan siswa-siswa dari desanya.
Salah satu siswa SMA terbuka yang telah lulus dan mendapatkan ijazah. (Foto: Instagram/rohmangumilar6641)
Rohman juga telah mengejar pendidikannya dan mengambil paket C yang setara dengan tingkat SMA. Berkat dedikasinya terhadap literasi di kampung halamannya, Rohman dianugerahi berbagai penghargaan.
Beberapa di antaranya adalah Een Sukaesih Award dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat (2018), Juara 1 pengelola TBM Provinsi Jawa Barat, Penghargaan TBM Kreatif, Hari Aksara Internasional dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, hingga menjadi salah satu nominasi pada Kick Andy Heroes 2020.
Pada acara Kick Andy, Rohman ditanya apa yang membuatnya ingin mengurus orang lain dan mengapa ia senang berbagi. Rohman menjawab ia merasa bahagia ketika ia mengajak kebaikan dan orang tersebut dapat berubah.
“Saya merasa bahagia sekali apabila ada orang yang saya ajak kebaikan bisa berubah. Banyak orang yang menyangka saya hebat, justru yang hebat itu yang saya ajak, dia mau berbuat kebaikan,” pungkas Rohman. [rk]