leader

Rois Bawono Hadi, Pendiri Panti Asuhan untuk Anak Hasil Salah Pergaulan

Penulis Rahma K
Jun 29, 2022
Rois Bawono Hadi, Pendiri Panti Asuhan untuk Anak Hasil Salah Pergaulan
ThePhrase.id – Jika panti asuhan pada umumnya menampung anak-anak yatim piatu dan dhuafa, berbeda dengan Panti Asuhan Manarul Mabrur yang didirikan oleh Rois Bawono Hadi. Panti yang terletak di Kota Semarang, Jawa Tengah ini menampung anak-anak yang lahir dari hubungan di luar nikah, akibat salah pergaulan.

Panti ini secara khusus mengasuh anak-anak yang ibu dan bapaknya tidak dapat membersarkan mereka karena anak tersebut lahir tanpa ikatan pernikahan, atau ada juga ibu yang melahirkan tanpa suami sehingga tidak dapat membesarkannya.

Bukan niat Rois secara khusus menampung, merawat, dan membesarkan anak-anak yang ditinggal para ibunya ini. Tetapi takdir Allah lah yang membuat jalannya seperti ini, begitu ucapnya.

Rois Bawono Hadi. (Foto: Youtube/Manarul Mabrur)


Pada awalnya, Rois berniat membuat lembaga sosial yang mengambli anak-anak jalanan dan anak dhuafa usia sekolah untuk dididik. Namun,  pada tahun kedua, ia mendapatkan seorang pelajar yang datang meminta bantuan untuk persalinan dan merawat bayinya setelah lahir.

Rois pun bertanya kepada sang istri, apakah mau dan sanggup merawat anak bayi. Jawaban sang istri luar biasa dermawan, yakni “Ya sudah, yang penting jangan sampai ada anak manusia yang dibuang di negeri ini”.

Akhirnya, Rois memutuskan untuk mendirikan panti asuhan yang dikhususkan untuk anak-anak yang lahir dari pergaulan bebas ini. Tujuan utamanya adalah agar mereka mendapatkan masa depan yang lebih baik.

Jumlah anak yang ditampung, dirawat, dan diasuh telah mencapai puluhan sejak tahun 2012. Per Juni 2022, jumlah anak yang diasuh ada 78 anak, terdiri dari anak bayi hingga anak yang sudah tumbuh dewasa.

Beberapa anak di Panti Asuhan Manarul Mabrur. (Foto: Facebook/Panti Manarul Mabrur)


Tak sedikit juga yang telah diambil kembali oleh orang tuanya. Meksipun banyak juga yang orang tuanya hilang entah kemana, tidak kembali lagi setelah melahirkan dan menitipkan anaknya di Panti Asuhan Manarul Mabrur.

Yang masih bayi dan usia belum sekolah masih berada di panti asuhan. Tetapi yang sudah memasuki usia sekolah, disekolahkan oleh Rois. Bahkan, sejumlah 6 anak telah lulus kuliah dan menjadi sarjana. Semuanya gratis alias anak tersebut tak mengeluarkan uang sepeser pun.

Anak-anak yang dirawat Rois di panti asuhan berasal dari berbagai daerah bukan hanya di Semarang saja. Bahkan, tak sedikit anak yang berasal dari luar pulau, di mana sang ibu datang jauh-jauh untuk 'menitipkan' anaknya di panti tersebut.

Rois, istri, dan beberapa anak panti. (Foto: Facebook/Panti Manarul Mabrur)


"(Anak-anaknya) dari seluruh Indonesia. Dari Sumatera, bagian utara sampai selatan. Mulai Kalimanta, Sulawesi, Jawa, mulai dari Jawa Timur, sampai Jawa Barat. Kemudian NTT, NTB, Papua, Sulawesi, sampai Kalimantan," ujar Rois dilansir dari narasi.

Lantas, apa alasan seorang Rois Bawono Hadi mau menampung anak-anak tersebut dan membesarkannya bahkan hingga menyekolahkannya dengan gratis?

Rois mengaku semuanya berangkat dari keprihatinan melihat banyak anak-anak yang tidak bisa sekolah karena tak punya biaya.  Ia juga teringat perkataan gurunya dulu bahwa Indonesia dikenal oleh kebaikan masyarakatnya, sehingga ia pun tergerak.

Rois, istri, dan beberapa anak panti saat lebaran. (Foto: Facebook/Panti Manarul Mabrur)


"Kami dulu waktu masih di sekolah dasar pernah diberi tahu oleh guru-guru saya bahwa Indonesia ini dikenal di seluruh dunia karena kebaikan manusianya. Tapi, seiring dengan berjalannya fakta yang terjadi, kami melihat ada sesuatu yang mulai luntur dan berkurang di negeri ini, yaitu karakter-karakter orang baiknya. Kemudian, karena kami orang kecil, kemudian orang bodoh, maka kami berbuat apa yang bisa kami lakukan,” ujarnya.

Bukan hanya anak yang ditampung panti asuhan, ibu hamil yang datang juga diperbolehkan untuk tinggal hingga bayinya lahir. Panti juga tidak memungut biaya untuk persalinan apabila datang seorang diri tanpa laki-laki. Jika ada pasangannya, maka diminta untuk patungan.

"Mereka datang ke sini dalam kondisi hamil. Di sini mereka menyembunyikan diri dari masyarakat karena malu. Kalau si ibu hamil datang sendirian tanpa laki-laki, saya yang membiayai proses melahirkan. Sedangkan kalau laki-lakinya ikut datang, saya meminta si laki-laki untuk patungan," tuturnya, dilansir dari DW.

Sumbangan yang diterima Panti Asuhan Manarul Mabrur. (Foto: Facebook/Panti Manarul Mabrur)


Terkait dana, Rois mengatakan bahwa ia tak pernah mencari donatur dan tidak pernah meminta sumbangan. Yang namanya niat baik pasti dipertemukan dengan hal-hal yang baik pula. Ada saja yang memberikan bantuan tanpa harus meminta.

Ia juga menerapkan kebijakan tidak boleh mengadopsi. Menurutnya, anak-anak tersebut ia rawat dan besarkan karena atas titipan orang tuanya. Karena juga terdapat ‘akad’ di mana orang tua harus mengambil anaknya suatu hari nanti. Meksipun banyak orang tua yang kabur dan tak ada kabarnya.

"Saya melarang pihak luar mengadopsi anak-anak tersebut. Para orang tua menitipkan dan akan mengambil kembali anaknya. Itu amanah yang harus saya jaga," ujar pria asal Probolinggo tersebut. [rk]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic