ThePhrase.id – Pencinta olahraga balap Formula 1 (F1) dikagetkan oleh sosok pembalap rookie bernama Isack Hadjar dari Racing Bulls yang finis di urutan ketiga dan naik podium F1 pertamanya pada Grand Prix (GP) Belanda, Minggu (31/8) lalu.
Hebatnya lagi, pembalap asal Prancis tersebut baru 15 kali menjalani balapan bersama tim Racing Bulls di musim F1-nya. Namun, ia telah berhasil meraih trofi pertamanya.
Dalam race yang berlangsung di Circuit Zandvoort pada 29-31 Agustus 2025 ini, Isack mencatatkan performa yang konsisten. Pada kualifikasi di hari Sabtu (30/8), Isack meraih posisi ke-4, yang mana juga menjadi posisi startnya saat race day (31/8).
Meski balapan berjalan dengan kompetitif dan penuh momen tak terduga seperti Lando Norris yang menghentikan balapan karena masalah mesin, Lewis Hamilton yang alami kecelakaan, dan Charles Leclerc yang terlibat insiden, Isack tetap mampu melanjutkan balapan dan mempertahankan posisi keempat sepanjang race.
Bahkan, ia memanfaatkan momentum tersebut untuk naik ke posisi ketiga. Pasalnya, Lando Norris yang start di posisi kedua mengalami masalah teknis saat saling salip dengan Oscar Piastri yang start di posisi pertama dan Max Verstappen yang start di posisi ketiga. Alhasil, saat Lando minggir dan Max naik ke urutan kedua, Isack berhasil naik ke posisi tiga besar.
"Rasanya agak tidak nyata. Yang paling mengejutkan bagi saya adalah mempertahankan posisi keempat sepanjang balapan," ungkap Isack setelah balapan usai, dikutip dari laman resmi F1.
"Saya sangat senang dengan diri saya sendiri karena saya benar-benar memaksimalkan apa yang saya miliki, tidak membuat kesalahan, dan membawa pulang podium, jadi saya sangat senang," lanjutnya.
Walaupun mengalami sedikit 'insiden' ketika tengah merayakan euforia kemenangan, yakni trofi yang diterimanya tak sengaja patah, kemenangan ini tetap membuat namanya menggema di kancah global. Tak sedikit juga publik yang beranggapan bahwa kemenangan ini menempatkan Isack sebagai kandidat kuat untuk gelar Rookie of the Year.
Isack Alexandre Hadjar lahir di Paris pada 28 September 2004. Ia berasal dari keluarga akademis, ayahnya adalah seorang fisikawan kuantum asal Aljazair. Karena itu, Isack memegang dua kewarganegaraan, yakni Aljazair dan Prancis.
Ia pertama kali menyukai olahraga motorsport setelah menonton film animasi Pixar yang berjudul Cars. Setelah itu, ia mulai menonton Formula 1 dan sebagai hadiah ulang tahun ke-7, orang tuanya membelikan gokart.
Satu tahun setelahnya, lebih tepatnya pada tahun 2012, Isack memulai balap gokart kompetitif. Setelah awalnya berkompetisi di kejuaraan nasional, Isack mulai melaju ke kancah internasional sejak tahun 2017 dan berkompetisi di Kejuaraan Dunia Gokart 2018 dan finis di peringkat ke-22.
Dari karting, ia beranjak ke kejuaraan junior seperti Ginetta Junior Winter (2018), lalu ke Formula 4 Prancis (2019–2020). Di musim perdananya, ia langsung memperlihatkan kecepatan dengan merebut satu kemenangan di Spa-Francorchamps. Musim berikutnya, 2020, ia semakin matang hingga berhasil mengantongi tiga kemenangan dan finis di posisi ketiga klasemen akhir, menjadikannya salah satu talenta muda Prancis paling menonjol.
Lanjut ke jenjang yang lebih tinggi, ia berlomba di Formula Regional Eropa (FRECA) bersama R-ace GP pada 2021. Dengan skill-nya yang terus terasah, Isack berhasil memenangkan balapan di Monaco dan Monza serta menjadi rookie terbaik musim tersebut.
Musim 2022 menjadi langkah penting ketika ia bergabung ke FIA Formula 3 bersama Hitech Grand Prix. Isack tak butuh waktu lama untuk beradaptasi. Tiga kemenangan ia raih dalam satu musim, yakni di Sakhir, Silverstone, dan Spielberg, sebelum menutup tahun di posisi keempat klasemen. Penampilan ini membuatnya dilirik Red Bull Junior Team sebagai salah satu prospek utama untuk masa depan.
Naik ke FIA Formula 2 pada 2023, Isack menghadapi tantangan baru. Musim debutnya penuh dinamika, karena ia sempat kesulitan bersaing konsisten di papan atas. Namun, ia tetap mampu mencatat hasil solid dan menimba pengalaman penting.
Baru pada 2024 performanya benar-benar meledak. Bersama Campos Racing, ia meraih empat kemenangan dan tampil konsisten sepanjang tahun hingga menutup musim sebagai runner-up klasemen, sebuah pencapaian yang hampir otomatis membuka pintu ke Formula 1. Capaian ini juga menjadikannya pembalap Prancis pertama yang mencapai prestasi di posisi ini sejak Pierre Gasly pada 2016.
Selain balapan di F2, Isack juga mendapat kepercayaan dari Red Bull sebagai pembalap cadangan (reserve driver) untuk tim utama Red Bull Racing dan tim junior mereka, RB (saat itu masih bernama AlphaTauri/Racing Bulls).
Tugasnya termasuk hadir di banyak seri F1, mengikuti simulasi di pabrik, dan sesekali turun di sesi latihan bebas (Free Practice 1). Peran ini mempercepat adaptasinya ke atmosfer Formula 1, meskipun belum turun sebagai pembalap reguler.
Dengan catatan runner-up di F2 dan pengalaman sebagai pembalap cadangan, Isack menjadi kandidat kuat untuk promosi. Pada akhir 2024, Red Bull mengumumkan bahwa Isack akan menggantikan Liam Lawson di tim Racing Bulls (RB) mulai musim 2025, berpasangan dengan Yuki Tsunoda.
Meski debutnya di F1 pada GP Australia 2025 berjalan kurang mulus karena ia gagal melanjutkan balapan akibat kehilangan kendali mobil dan menabrak dinding pembatas, Isack memperbaikinya di seri-seri berikutnya.
Secara bertahap ia mulai mengoleksi poin, beradaptasi dengan ritme balapan F1, dan menampilkan aksi menyalip yang berani. Puncak dari perkembangan hadir di GP Belanda 2025, ketika Isack berhasil naik podium untuk pertama kalinya di usia 20, menjelang 21 tahun. [rk]