ThePhrase.id – Seorang dokter sangat mulia jasanya. Begitu juga dokter hewan yang salalu siaga merawat dan mengobati hewan, meskipun tak dapat secara langsung berkomunikasi, layaknya dengan manusia. Rosa Rika Wahyuni adalah salah satu dokter berjasa besar yang selamatkan ribuan gajah Sumatera.
Di tengah maraknya perburuan dan perdagangan satwa liar, Rosa sebagai dokter hewan justru menjaga hewan-hewan tersebut dari kematian yang dapat membuat punah, terutama hewan yang hampir punah seperti gajah Sumatera.
Rosa bekerja sebagai dokter hewan di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh sejak tahun 2010. Pertama kali ia bekerja di pusat konservasi ini adalah untuk menyelesaikan co-ass setelah lulus kuliah di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh pada Fakultas Kedokteran Hewan.
Rosa Rika Wahyuni. (Foto: Zulkarnaini/Kompas)
Perempuan yang berasal dari Aceh ini jatuh cinta kepada alam dan satwa ketika duduk di bangku kuliah. Ia yang gemar menghabiskan waktu di alam bebas aktif dalam organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Leuser. Masuk ke hutan bukanlah hal yang asing baginya. Ia juga makin banyak belajar tentang konservasi dan satwa liar.
Ketika mendapatkan kesempatan untuk melakukan co-ass di BKSDA Aceh, kecintaannya pada satwa liar makin besar, terutama pada gajah. Ia telah mengobati banyak gajah hingga ia bahkan merasa sebagai ibu dari gajah-gajah yang dirawatnya, terutama bayi gajah.
Karena memiliki jam terbang yang tinggi dalam merawat gajah, Rosa telah paham cara mengerti perasaan gajah-gajah tersebut. Menurutnya, saat ingin mengetahui apa dirasakan seekor satwa, para dokter hewan seperti dirinya harus berusaha mengerti apa yang mereka rasakan.
"Untuk merawat satwa, kita harus bermain dengan perasaan dan naluri, sebab mereka tidak bisa bicara. Kitalah yang berusaha mengerti apa yang mereka rasakan," ungkap Rosa, dilansir dari laman Kompas.id.
Rosa Rika Wahyuni. (Foto: facebook/Rosa Rika Wahyuni)
Ketika ada gajah yang gagal ia selamatkan, baik itu karena penyelamatan yang terlambat, sakit yang telah parah, atau alasan lain, Rosa merasa sangat sedih. Simpati dan empatinya ini telah mengalir dalam darahnya. Pasalnya, Rosa bersekolah di Sekolah Perawatan Kesehatan Indonesia (setara SMA), alih-alih duduk di bangku SMA biasa.
Meski menjalankan hal yang ia sukai, bukan berarti tak ada rintangan yang dihadapi. Karena merupakan seorang dokter hewan yang dapat mengobati dan menangani satwa-satwa liar dan juga yang berukuran besar, Rosa kerap dipanggil ke berbagai daerah.
Daerah yang dimaksud adalah hutan. Masuk ke dalam hutan belantara untuk menemui satwa yang sakit telah menjadi makanan sehari-harinya. Tak jarang juga ia dipanggil di tengah malam. Kapan pun itu Rosa harus siap ditugaskan ke lapangan.
Untungnya, ia memiliki suami yang sangat pengertian dan mendukung pekerjaan Rosa. Walaupun, sebenarnya titel rosa sebagai dokter hewan di BKSDA Aceh ini adalah sebagai tenaga kontrak. Meski penghasilannya tak seberapa, Rosa sangat senang dapat melakukan apa yang ia gemari.
Rosa Rika Wahyuni. (Foto: Adam Zainal/readers.id)
Selain mengurus gajah, Rosa juga mengurus kedua anaknya. Ketika ia sedang bekerja, sang suami sedia untuk merawat dan menjaga anak-anak mereka. Bahkan, dedikasi Rosa tak berhenti ketika masih mengandung.
Saat kandungannya telah menginjak usia 9 bulan, ia masih turun ke lapangan untuk mengevakuasi satwa, kala itu beruang. Pada kondisi hamil tua kala itu, ia juga pernah mengautopsi enam ekor gajah di lapangan.
Dedikasi, upaya, empati, dan kerja kerasnya tidak terlewat tanpa dihargai oleh berbagai pihak. Ia telah menerima berbagai penghargaan atas jasanya. Beberapa di antaranya adalah piagam penghargaan dari BKSDA Aceh sebagai perawat satwa, penghargaan dari Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, penghargaan dari PPNPN pusat, dan lain-lain. [rk]