ThePhrase.id – Berita membanggakan hadir dari industri perfilman Indonesia. Yulia Evina Bhara, produser film dan teater kondang yang juga merupakan pendiri rumah produksi film KawanKawan media terpilih menjadi anggota juri resmi di Semaine de la Critique (Critics’ Week) dalam rangkaian Festival Film Cannes 2025.
Kabar ini dibagikan langsung oleh sang produser melalui laman media sosialnya di bulan April 2025 ini. "Senang dan bangga menjadi bagian dari juri Cannes tahun ini. Bersemangat untuk menemukan pilihan-pilihan yang luar biasa," tulisnya.
Diketahui, Yulia menjadi satu dari lima juri yang terpilih untuk menilai film-film di Critic's Week. Keempat lainnya adalah Rodrigo Sorogoyen, seorang pembuat film asal Spanyol yang juga merupakan presiden juri, Jihane Bougrine, jurnalis asal Moroko, Josée Deshaies, sinematografer berdarah Prancis-Kanada, dan Daniel Kaluuya, aktor dan pembuat film dari Inggris.
Menanggapi capaian positif ini, Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya mengatakan bahwa keterlibatan Yulia dalam Critics’ Week merupakan kebanggaan tersendiri bagi Indonesia, sekaligus bukti nyata bahwa pegiat industri kreatif tanah air memiliki daya saing tinggi di kancah internasional.
Festival Film Cannes sendiri adalah salah satu ajang festival film yang paling bergengsi di dunia. Gelaran yang menayangkan film-film baru dari seluruh genre dan dari berbagai negara di dunia ini diselenggarakan di Cannes, Prancis. Tahun 2025 ini, Festival Film Cannes digelar dari 13 hingga 24 Mei.
Sementara itu, Yulia adalah seorang produser yang dikenal akan film-film independen dengan pendekatan artistik dan sosial yang kuat. Salah satu karyanya, Tiger Stripes (2023), memenangkan penghargaan Grand Prix di Critics’ Week, menjadikannya salah satu tokoh kunci yang menghubungkan sinema Asia Tenggara dengan panggung global.
Maka dari itu, tak heran jika sosoknya dikenal secara global akan bakatnya sebagai seorang sineas. Bahkan, ia juga berkesempatan bersanding dengan tokoh-tokoh dunia perfilman lainnya yang tak kalah berbakat.
Diketahui, salah satu karya terbarunya yang Yulia co-produseri bersama Amerta Kusuma dan KawanKawan Media yang berjudul 'Renoir' juga masuk dalam kompetisi utama Festival Film Cannes 2025. Film ini diproduksi oleh Loaded Films Ltd dan disutradarai oleh Chie Hayakawa.
Di luar itu, Yulia memiliki sederet karya-karya yang telah dipublikasi. Termasuk di dalamnya adalah film-film pendek populer seperti On the Origin of Fear (2016), Ballad of Blood & Two White Buckets (2018), Mist of the Past (2018), A Plastic Cup of Tea Before Her (2019), dan Kisah Cinta dari Barat (2021).
Sementara itu, film berdurasi panjang yang diproduserinya antara lain Istirahatlah Kata-Kata (2016), Hiruk-Pikuk si Al-Kisah (2019), You and I (2020), Whether the Weather Is Fine (2021), Stone Turtle (2022), Autobiography (2022), 24 Jam Bersama Gaspar (2023), Tiger Stripes (2023), Don't Cry, Butterfly (2024), dan Tale of the Land (2024).
Ke depannya, Yulia tercatat menjadi produser dari beberapa film yang akan datang seperti Songsmith, Jilah and the Man with Two Names, Voice of Baceprot, Watch it Burn, The Drought, dan Malice.
Wanita kelahiran 1 Juli 1982 ini memulai kariernya dengan belajar secara otodidak bagaimana cara memproduksi sebuah pertunjukan teater. Ia berfokus pada tema sejarah dan kemanusiaan.
Lalu pada tahun 2016, ia debut sebagai produser film layar lebar berjudul Istirahatlah Kata-Kata atau Solo, Solitude dalam bahasa Inggris. Film debutnya ini ditayangkan perdana di Festival Film Locarno ke-69 selama sesi Filmmaker of the Present.
Kemampuannya yang terus terasah menciptakan film-film yang masuk dalam nominasi penghargaan seperti Piala Citra, hingga ajang film festival. Ia juga memperlebar sayapnya dengan menjadi produser internasional seperti untuk film bencana Filipina 'Whether the Weather Is Fine'. [rk]