Sangun Ragahdo Yosodiningrat, Raih Gelar Doktor di Usia 25 Tahun

ThePhrase.id – Jika kebanyakan orang menyelesaikan pendidikan S3 pada usia yang terbilang tidak muda, Sangun Ragahdo Yosodiningrat mendapatkan gelar doktor setelah menempuh pendidikan S3-nya pada usia 25 tahun.

Pria yang baru berulang tahun ke-26 pada 1 Agustus 2021 ini, menamatkan studi S3-nya pada bulan April 2021 di bidang hukum pada Universitas Trisakti. Pada laman Instagram pribadinya, pria yang akrab dipanggil Aga ini membagikan momen bahagia tersebut dengan caption ‘Akhirnya gausah kuliah lagi. Dr. S. Ragahdo Yosodiningrat, SH, LLM’.

Mengenai alasannya merampungkan pendidikan doktor pada usia muda, Aga mengatakan bahwa ia sebelumnya tidak terpikirkan untuk bisa mendapatkan gelar doktor pada usianya sekarang. Tetapi, ia mengatakan motivasinya datang dari sang ayah yang masih semangat kuliah di usia yang terbilang tidak muda lagi.

“Gak pernah terpikir untuk bisa dapat gelar doktor di umur yang masih bisa dibilang muda, tetapi saya termotivasi oleh ayah saya yang masih semangat kuliah di usia yang bisa dibilang tua,” ungkap Aga kepada thephrase.id.

Pasalnya, ayah dari Ragahdo yakni Henry Yosodiningrat meraih gelar doktor pada usia 65 tahun. Henry yang berprofesi sebagai pengacara, politisi, eks anggota DPR-RI, aktivis Indonesia, sekaligus ketua dari Gerakan Nasional Anti Narkoba (Granat) yang meraih gelar doktornya pada Oktober 2019. Hal inilah yang memotivasi Aga dalam meraih gelar doktornya di usia muda.

Alasan Aga menggeluti dunia hukum juga ia akui terinspirasi oleh sang ayah. Ayahnya telah menjadi role modelnya sejak ia kecil. Aga kecil juga bercita-cita untuk menjadi orang yang sukses dan dapat bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, negara, dan bahkan dunia. Menjadi seorang advokat merupakan jalan yang Aga pilih untuk mencapai cita-cita tersebut.

Sebelum studi S3, Aga tentu menempuh studi S1 dan S2 terlebih dahulu. Ia mendapatkan gelar sarjana hukumnya dari Universitas Pelita Harapan (UPH) pada tahun 2017. Meski begitu, ternyata Aga dulunya sempat mendaftar pada Akademi Polisi (Akpol).

Aga yang merupakan lulusan SMA Taruna Nusantara Magelang, pada saat itu ingin melanjutkan studinya pada Akpol. Setelah mendaftar, Aga dinyatakan lulus tetapi tidak terpilih karena alasan quota daerah. Tidak ingin membuang waktu dengan menganggur, ia kemudian memilih untuk masuk ke universitas.

“Saat dinyatakan lulus tapi tidak terpilih karena quota daerah, saya mengambil tindakan cepat untuk kuliah hukum, karena tidak mau nganggur pada waktu itu. Mengingat setelah pulang dari Akpol bulan Juli, yang mana sudah dekat dengan deadline pendaftaran universitas,” ujarnya.

Pada pendidikan S2-nya, Aga mendapat gelar LLM atau magister hukum dari Erasmus University Rotterdam, Belanda. Saat thephrase.id tanya apa yang membuat Aga memilih negara Belanda untuk melanjutkan studi magisternya, ia menjawab bahwa dulu neneknya tinggal di Belanda, sehingga Belanda memiliki nilai historis tersendiri baginya.

Setelah lulus S2, Aga sempat bekerja di sebuah Law Firm bernama HHP (Hadiputranto, Hadinoto & Partners) selama tiga bulan. Setelah itu, ia bekerja di Law Firm milik sang ayah yakni Henry Yosodiningrat & Partners hingga sekarang, setelah lulus pendidikan doktor.

Menurut Aga, pendidikan merupakan hal yang penting, oleh karena itu ia mencapai pendidikan S3nya dalam waktu singkat. Ia juga memiliki target yang ingin dicapai yakni dikenal dengan prestasi yang baik dan juga bermanfaat bagi orang banyak.

Selain pada bidang hukum, Aga juga memiliki ketertarikan pada dunia otomotif sebagai hobinya. Lebih tepatnya adalah pada mobil-mobil sport. Pria kelahiran tahun 1995 ini kerap mengunggah foto mobil sport maupun potret dirinya mengendarai mobil sport pada laman Instagram pribadinya. Ia juga memiliki hobi bersepeda serta bermain game di waktu luangnya. [rk]