auto

Sayonara! Nissan Akan Hentikan Pengembangan Mobil Bermesin Bensin

Penulis Rahma K
Feb 18, 2022
Sayonara! Nissan Akan Hentikan Pengembangan Mobil Bermesin Bensin
ThePhrase.id – Perusahaan otomotif asal Jepang, Nissan Motor Company Ltd dikabarkan akan menghentikan pengembangan mobil baru dengan mesin pembakaran internal (internal combustion engine) atau mesin kovensional di semua pasarnya kecuali Amerika Serikat.

Dilansir dari Nikkei Asia, Nissan akan fokus kepada pengembangan mobil listrik dan dengan begitu menjadi pembuat mobil besar Jepang pertama yang melakukan terobosan ini.

Untuk pasar Amerika Serikat (AS), Nissan akan melanjutkan pengembangan tetapi secara terbatas pada kendaraan bermesin bensin, terutama pada truk pikap yang banyak diminati oleh masyarakat AS.

Mobil listrik Nissan Leaf. (Foto: global.nissannews.com)


Sedangkan di Eropa, Nissan akan berhenti melakukan pengembangan mobil bermesin bensin mulai dari standar Euro 7 yang berlaku pada tahun 2025. Hal ini diperjelas oleh Chief Operating Officer Nissan, Ashwani Gupta dengan CNBC pada 'Squawk Box Europe' (09/02).

Ashwani Gupta mengatakan bahwa pengambilan keputusan tersebut berhubungan dengan seberapa kompetitif mobil bermesin bensin setelah Euro 7 diperkenalkan, mengingat teknologi baru harus digunakan pada kendaraan untuk mematuhi peraturan tersebut.

Maka faktor yang perlu dipertimbangkan adalah apakah pembeli bersedia membayar biaya teknologi tersebut. Karena apabila saat ini mobil bensin masih lebih murah dari mobil listrik, saat peraturan Euro 7 diterapkan, mobil bensin membutuhkan teknologi tambahan untuk memenuhi peraturan, sehingga mobil listrik akan menjadi lebih murah.

"Jika total biaya kepemilikan mobil listrik baterai di Euro 7 lebih kecil dari total biaya kepemilikan mobil ICE (Internal Combustion Engine), (maka) pasti, pelanggan akan memilih mobil baterai. Itulah mengapa kami memutuskan untuk tidak mengembangkan mesin ICE mulai dari Euro 7 untuk Eropa," ujar Ashwani Gupta.

Chief Operating Officer Nissan, Ashwani Gupta pada CNBC 'Squawk Box Europe'. (Foto: CNBC.com)


Pasalnya, ambang batas emisi yang menjadi target Euro 7 semakin minim. Maksimalnya adalah 30 mg NOx (nitro oxide) per kilometernya, atau membatasi emisi 10 mg per kilometer untuk mobil bermesin bensin maupun diesel.

Perbedaannya cukup jauh dengan standar emisi Euro 6 yang saat ini masih berlaku dengan batas 60 km per kilometer untuk mesin bensin dan 80 mg per kilometer untuk mesin diesel. Dengan peraturan baru tersebut maka pabrikan mobil harus memutar otak untuk memproduksi mobil berbahan bakar.

Surat kabar nasional Jepang Nikkei juga memberitakan bahwa Nissan akan menghentikan pengembangan mesin bensin untuk pasar Tiongkok dan Jepang, tetapi akan terus mengembangkan mesin untuk mobil hybrid.

Meski pengembangannya disetop, mobil dengan mesin bensin masih ada di jalanan dan dimiliki orang. Maka, Nissan tetap meningkatkan desain mesin, bukannya mengembangkan mesin baru. Dan pabrik yang memproduksi mesin tidak ditutup, serta tidak ada rencana pemutusan hubungan kerja, ungkap orang yang mengetahui rencana Nissan pada Nikkei.

Nissan yang menghabiskan sekitar USD 4,3 miliar per tahun untuk penelitian dan pengembangan (RnD) untuk mobil bermesin bensin, kini akan mengalihkan jumlah tersebut untuk Electric Vehicle (EV) dan teknologi baru lainnya yang lebih sustainable. [rk]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic