ThePhrase.id – Di balik tas mungil brand Jacquemus yang digemari berbagai kalangan dari seluruh dunia adalah seorang fashion desainer dari Prancis bernama Simon Porte Jacquemus.
Brand tersebut ia bangun tahun 2009 saat berusia 19 tahun. Pada tahun itu juga ibundanya meninggal dunia. Maka dari itu, ia menggunakan nama gadis sang ibu yakni Jacquemus untuk mengenangnya.
Sebagai seorang remaja yang belum mapan, Simon juga bekerja untuk mendanai brand yang baru diluncurkannya tersebut. Ia bekerja di toko dari brand terkenal Comme des Garçons, setelah keluar dari kuliahnya di École Supérieure des Arts et techniques de la Mode (ESMOD), Paris.
Simon Porte Jacquemus. (Foto: instagram/jacquemus)
Ia keluar dari kuliahnya karena merasa hidupnya hancur sepeninggalan sang ibu. Pasalnya, ia sangat dekat dengan ibunya. Pada berbagai postingan instagramnya, Simon tak jarang membagikan foto bersama sang ibu saat ia masih kecil dan mencurahkan isi hatinya.
"Aku menghabiskan masa kecilku tidur di tempat tidurnya kaki ke kaki. Aku mengabiskan masa kecilku menyamar dengannya. Aku menghabiskan masa kecilku mendekorasi rumah ketika dia pergi ke supermarket. Aku menghabiskan masa kecilku tertawa dan menangis di pelukannya. Aku menghabiskan masa kecilku berdansa dengannya di sofa mendengarkan Marie La Foret dengan keras," ucap Simon pada salah satu unggahan instagramnya.
Simon lahir dan tumbuh di sebuah desa kecil bernama Mallemort yang berlokasi di Prancis Selatan. Kedua orang tuanya berprofesi sebagai petani. Ayahnya mengurus kebun bayam, sedangkan sang ibu mengurus kebun wortel. Mereka hidup secara sederhana dan jauh dari hiruk pikuk kota besar.
Simon Porte Jacquemus dengan tas brandnya. (Foto: instagram/jacquemus)
Namun, sejak kecil Simon telah memiliki ketertarikan pada dunia fashion. Saat umurnya menginjak 18 tahun dan merupakan waktu di mana ia harus masuk kuliah, Simon memilih untuk bertolak ke ibu kota Prancis, yakni Paris untuk mendalami dunia fashion di ESMOD.
Meski menyelami dunia fashion, ia tetap menjadi anak yang berbakti pada kedua orang tuanya. Tak jarang pada akhir pekan Simon membantu orang tuanya berjualan sayur mayur hasil kebunnya di pinggir jalan. Hal tersebut juga meningkatkan ilmunya tentang turis dan busana di Paris.
Walaupun pada akhirnya ia memilih untuk keluar dari kuliah fashion, Simon tetap mendalami dunia fashion secara otodidak. Pasalnya, sejak ia berusia 8 tahun ia sudah mengirimkan surat pada Jean Paul Gaultier, seorang fashion designer dari Prancis agar ia menerima Simon sebagai stylist.
Simon Porte Jacquemus dengan tas brandnya. (Foto: instagram/jacquemus)
Setelah bekerja di Commes Des Garçons untuk beberapa waktu, busana karya-karya Simon terlihat memiliki pengaruh dari label Jepang yang didirikan oleh Rei Kawakubo di Paris tersebut. Karya awalnya bermain dengan konsep dekonstruksi dan siluet asimetris. Ia juga kerap menggunakan motif seperti polka dot pada koleksi awalnya.
Kariernya mulai menanjak ketika ia pertama kali mendapatkan kesempatan untuk menampilkan koleksinya pada Paris Fashion Week (PFW) di tahun 2012. Kala itu, ia baru berusia 22 tahun dan ia menjadi desainer termuda yang saat itu memamerkan koleksinya di PFW.
Setelah itu, ia beberapa kali kembali memamerkan koleksinya pada runway Paris tersebut. Hingga di tahun 2018 pada koleksi SS18 La Bomba, ia akhirnya menarik perhatian khalayak luas. Koleksi tersebut menonjolkan konsep sederhana tetapi rumit, yang mana menjadi sebuah estetik yang digemari banyak orang. Bahkan, selebriti papan atas seperti Beyonce, Rihanna, dan para Kardashians menjadi kliennya.
Tas Jacquemus. (Foto: instagram/jacquemus)
Di tahun berikutnya yakni 2019, Jacquemus mulai meluncurkan tas super kecil atau kerap disebut dengan micro bag. Ternyata, tas ini sangat menarik minat berbagai kalangan di seluruh dunia. Selebriti seperti Dua Lipa dan Bella Hadid memamerkan Le Chiquito-nya pada media sosial mereka.
Meski sangat kecil dan bahkan tidak dapat memuat apapun kecuali barang kecil seperti lipgloss, tas ini memiliki desain kaku dengan warna-warna popping yang menarik. Versi lebih besar dari tas mini tersebut kemudian juga diproduksi oleh Jacquemus dan juga menjadi hit dan digemari pecinta fashion.
Setelah tas brandnya menjadi sebuah hit dunia, nama Simon beserta Jacquemus makin naik daun dan menjadi pusat perhatian. Ia juga kerap menggelar fashion show yang memamerkan koleksi terbarunya dengan cara yang unik seperti di ladang bunga lavender pada koleksi Le coup de soleil di tahun 2019 dan koleksi L'Amour pada tahun 2021 di ladang gandum. [rk]