ThePhrase.id – Saat tertidur, kita tidak sadar akan keadaan yang sedang terjadi pada diri kita maupun pada sekitar. Begitu juga dengan gangguan tidur yang dapat terjadi tanpa disadari. Salah satunya dan yang berupa gangguan serius adalah sleep apnea.
Sleep apnea atau apnea tidur adalah gangguan yang serius, atau berpotensi serius dan apabila dibiarkan dapat berbahaya. Gangguan ini terjadi ketika pernapasan seseorang terhenti sementara selama beberapa kali ketika sedang tertidur.
Kondisi ini menjadi bahaya karena ketika pernapasan seseorang terhenti maka tubuh terutama otak tidak mendapat suplai oksigen yang cukup sebagaimana mestinya. Jika ini terjadi, maka kualitas tidur akan tidak baik dan dapat membuat tubuh merasa lelah keesokan harinya.
Apabila seseorang mengalami gangguan tidur ini, maka terdapat beberapa tanda-tanda atau gejala yang menentukannya:
Mengorok dengan keras
Berhenti bernapas saat tidur untuk beberapa saat (umumnya orang lain yang dapat mengetahuinya)
Terengah-engah saat tidur
Kerap terbangun dengan napas sesak
Kerap terbangun karena tersedak
Terbangun dengan mulut dan tenggorokan yang kering
Sulit tidur
Faktor risiko
Pada dasarnya, sleep apnea dapat terjadi pada siapapun, bahkan pada anak-anak sekalipun. Namun, terdapat beberapa faktor yang lebih rentan terkena sleep apnea. Antara lain:
Berjenis kelamin laki-laki
Kelebihan berat badan
Memiliki lingkar leher yang besar
Berusia lanjut
Merokok
Memiliki penyakit gangguan sinus atau alergi
Kerap mengalami hidung tersumbat
Menggunakan obat penenang atau obat tidur
Mengkonsumsi minuman beralkohol
Riwayat keluarga dengan penyakit ini
Penyebab
Nah, setelah mengetahui gejala dan faktor yang lebih rentan terhadap gangguan ini, apa sih penyebabnya? Melansir laman Alodokter, sleep apnea disebabkan oleh berbagai faktor yang dibagi berdasarkan beberapa jenisnya.
Kondisi saat sleep apnea (bawah). (Foto: mayoclinic.org)
1. Obstructive sleep apnea
Jenis ini terjadi ketika otot pada bagian belakang tenggorokan terlalu rileks. Dengan begitu, jalan napas akan menyempit atau bahkan menutup ketika bernapas dan udara tidak dapat masuk dengan baik, sehingga menurunkan tingkat oksigen dalam darah.
2. Central sleep apnea
Jenis ini terjadi ketika otak gagal mengirimkan sinyal ke otot pernapasan yang mana membuat seseorang tidak bernapas untuk beberapa saat. Jika ini terjadi, orang tersebut dapat terbangun dengan keadaan sesak napas atau mengalami kesulitan untuk tidur.
3. Complex sleep apnea
Jenis terakhir adalah gabungan dari kedua jenis di atas.
Lantas, kapan harus periksa ke dokter?
Melansir laman Mayoclinic, mengorok dengan keras merupakan salah satu indikasi sleep apnea yang baiknya dikonsultasikan ke dokter. Tetapi, tidak semua orang yang menderita penyakit ini tidur mengorok. Segeralah juga periksa ke dokter apabila terdapat jeda pernapasan saat tertidur. [rk]