ThePhrase.id – Apakah kamu pernah mendengar sleep divorce? Istilah ini mungkin terdengar negatif dengan adanya kata divorce yang berarti perceraian. Namun, berbeda dengan konotasinya, sleep divorce justru merupakan solusi dari permasalahan tidur pasangan.
Tidur di malam hari adalah waktu istirahat yang tentunya ingin digunakan oleh setiap orang secara maksimal. Namun, jika tidur tidak dapat dilakukan dengan nyenyak dan nyaman tentu dapat menimbulkan perasaan dan nuansa yang kurang mengenakkan saat terbangun keesokan harinya.
Hambatan yang membuat tidur kurang nyaman dan pulas antara lain karena cara tidur pasangan yang tidur di kasur yang sama. Beberapa permasalahan yang kerap ditemui di antaranya adalah gangguan tidur seperti sleep apnea, mendengkur, pergerakan kaki, sleep walking, sleep talking, gertakan gigi, dan lain-lain.
Hal ini bisa membuat sebagian orang merasa terganggu dan membuat sulit untuk tidur. Alhasil, kualitas tidur menurun dan bahkan kekurangan kuantitas tidur yang dibutuhkan. Fenomena seperti ini tak menutup kemungkinan dapat memicu permasalahan dalam hubungan.
Pasalnya, gangguan tidur seperti di atas bukanlah permasalahan yang bisa diatasi dalam satu malam. Gangguan yang berhubungan dengan kesehatan tentu perlu waktu untuk disembuhkan. Sedangkan yang telah menjadi kebiasaan sulit untuk diubah.
Selain itu, preferensi lingkungan tidur juga sering kali menjadi permasalahan antara pasangan. Beberapa orang mungkin lebih nyaman tidur dengan suhu yang dingin, sementara pasangannya lebih suka terlelap di suhu yang hangat.
Tak hanya suhu, perbedaan preferensi seperti jenis kasur, tingkat pencahayaan, hingga kebisingan juga menjadi faktor kualitas tidur yang kurang baik.
Untuk itu, sleep divorce hadir sebagai solusi dari permasahan tidur pasangan, di mana pasangan tidur dengan terpisah. Bukan karena pertikaian atau tak lagi cinta, tidur secara terpisah bahkan di kamar yang berbeda bisa menjadi solusi tidur yang lebih baik.
Secara sadar, banyak dari pasangan dalam sebuah hubungan suami istri yang memilih untuk tidur berpisah demi mendapatkan kualitas dan kuantitas tidur yang bagus.
Sleep divorce juga memiliki manfaat lain seperti memberikan kesehatan fisik dan mental yang optimal untuk menjalani hari. Terlebih lagi jika dalam berkegiatan sehari-hari dibutuhkan konsentrasi, suasana hati, dan kesehatan fisik yang baik.
Tak hanya itu, sleep divorce juga dapat mengurangi konflik karena kurang tidur akibat gangguan dari pasangan sering kali membuat seseorang mudah marah dan frustasi. Ini justru dapat memantik konflik yang lebih besar dan berkepanjangan.
Terakhir, tidur yang terpisah justru dapat meningkatkan kehidupan seksual. Pasalnya, pasangan akan lebih menghargai waktu intim bersama dan membuat momen tersebut menjadi momen yang berharga dan dinanti-nantikan.
Meskipun menawarkan berbagai manfaat, tak dipungkiri bahwa sleep divorce memiliki sejumlah kekurangan. Yang utama adalah stigma sosial yang melihat tidur terpisah berarti ada masalah dalam hubungan.
Selain itu, sleep divorce bagi sebagian orang juga bisa menimbulkan kehilangan kedekatan fisik dan merasa terisolasi tanpa bisa berdekatan di malam hari.
Perlu diketahui bahwa solusi seperti sleep divorce perlu dikomunikasikan dengan matang dan terbuka agar tak ada kesalahpahaman satu dengan yang lain. Apabila dipraktikkan, lakukanlah dengan tahapan uji coba dan selalu luangkan waktu untuk kedekatan dengan pasangan. [rk]