leader

Sosok Najelaa Shihab, Perempuan Pegiat Pendidikan Indonesia

Penulis Rahma K
Apr 21, 2022
Sosok Najelaa Shihab, Perempuan Pegiat Pendidikan Indonesia
ThePhrase.id – Najelaa Shihab adalah salah satu sosok perempuan inspiratif. Ia merupakan seorang pegiat pendidikan dan juga seorang pendidik yang telah memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan Indonesia.

Ia merupakan pendiri dari salah satu sekolah swasta ternama di Jakarta, yakni Sekolah Cikal (Cinta Keluarga). Najelaa mendirikan Sekolah Cikal pada tahun 1999 dengan rekannya Dewi Soeharto. Awalnya, sekolah ini merupakan rumah bermain yang berkembang menjadi sekolah.

Sekolah ini merupakan implementasi dari keinginan Najelaa untuk mengubah pendidikan di Indonesia untuk lebih menekankan pada pengembangan kepribadian dan karakter siswa dibanding hanya sebatas hafalan atau text book belaka.

Najelaa Shihab. (Foto: instagram/najelaashihab)


Menurut Najelaa, karakter merupakan bagian yang sangat penting dari pengembangan kompetensi karena akan menjadi dasar bagi murid untuk menerapkan kompetensinya di mana pun mereka akan melangkah ke depannya.

“Dalam pendidikan yang berbasis kompetensi, setiap kompetensi nantinya akan mengandung banyak dimensi.  Untuk mencapai kompetensi, nantinya murid juga tetap harus menguasai materi, memiliki pengetahuan dasar, dan punya pemahaman esensial, sebelum melangkah dan mempraktikkan apa yang diketahui dan dipahaminya dalam dunia nyata,” jelas Najelaa dilansir dari laman resmi Cikal.

Keinginan mulia untuk memperbaiki pendidikan Indonesia ini juga muncul karena dirinya merasa menjadi 'korban' pendidikan di Indonesia. Sehingga, sejak kuliah ia telah berpikir untuk berkontribusi pada pendidikan di Indonesia.

Najelaa Shihab. (Foto: instagram/najelaashihab)


"Saya suka bercanda sih saya suka bilang, saya ini korban pendidikan Indonesia. Setengah bercanda karena saya nggak pernah sekolah di luar negeri. Saya dari dulu sekolah di Indonesia. Sempat di Madrasah Ibtidaiyah sebentar tetapi selalu negeri mulai dari SD, SMP, dan SMA negeri," ujar Najelaa dilansir dari wawancaranya dengan Wolipop.

Dengan menghabiskan masa pendidikan dasar hingga menengah atasnya di sekolah Indonesia, ia merasa ada yang salah dari pendidikan yang ia dapatkan. Ia merasa bahwa banyak anak-anak Indonesia tidak tumbuh dengan potensi maksimalnya di sekolah. Hal ini dikarenakan belajar di sekolah diibaratkan hanya 'menjajal' pengetahuan.

Maka dari itu, sekolah yang didirikannya mengedepankan kompetensi dan karakter yang dimiliki tiap murid. Sehingga, sekolah bukanlah hanya sekadar menjawab soal ujian, tetapi juga kemampuan murid untuk melakukan aksi serta mendemonstrasikan apa yang sudah dipelajari dalam berbagai situasi yang baru, memecahkan permasalahan dalam kehidupan.

Najelaa Shihab. (Foto: instagram/najelaashihab)


Najelaa merupakan inisator berbagai gerakan pendidikan, di antaranya Kampus Guru Cikal, Semua Murid Semua Guru, Sekolah.mu, Sekolah Murid Merdeka, Inibudi.org, dan masih banyak lagi.

Perempuan kelahiran tahun 1976 ini juga mendirikan Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) yang berfokus pada penguatan kebijakan untuk membentuk ekosistem pendidikan yang berpihak pada anak. Melalui PSPK Najelaa ingin menciptakan pendidikan yang mengedepankan dampak pada anak.

Latar belakang keluarga dan pendidikan


Shihab pada akhir nama Najelaa merupakan nama keluarga. Ia adalah anak pertama dari M. Quraish Shihab, seorang cendekiawan muslim Indonesia, ulama, dan juga mantan Menteri Agama pada Kabinet Pembangunan VII. Ia memiliki tiga adik yang salah satunya adalah pembawa acara dan jurnalis ternama, Najwa Shihab.

Najelaa Shihab (kanan) dengan sang ayah M. Quraish Shihab (kiri). (Foto: instagram/najelaashihab)


Ia merupakan individu yang telah memiliki kecintaan pada dunia pendidikan sejak dini. Bahkan, cita-citanya sejak kelas 2 SD adalah menjadi seorang guru.

Untuk mewujudkannya, Najelaa memilih untuk berkuliah di jurusan Psikologi karena ingin lebih menekankan pada aspek manusia atau murid agar dapat mengembangkan kompetensi dan karakter. Almamaternya adalah Universitas Indonesia, tempatnya mengenyam pendidikan S1 dan S2.

"Saya sengaja memilih masuk Fakultas Psikologi karena dalam dunia pendidikan saat ini kita lebih banyak membahas benda mati seperti kurikulum atau standardisasinya. Padahal, yang penting itu adalah personal manusianya yang menjadi subjek pembelajar," tutur Najelaa dilansir dari bisnis.com. [rk]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic