leader

Syarif Rousyan Fikri, Pendiri Pahamify, Masuk Daftar Forbes 30 Under 30

Penulis Rahma K
Apr 15, 2022
Syarif Rousyan Fikri, Pendiri Pahamify, Masuk Daftar Forbes 30 Under 30
ThePhrase.id – Syarif Rousyan Fikri adalah CEO dan Co-Founder dari bimbel online Pahamify yang baru saja masuk dalam daftar Forbes 30 under 30 Indonesia 2022. Ia masuk dalam kategori pendidikan dan bersanding dengan puluhan generasi muda inspiratif lainnya.

Pahamify merupakan platform bimbingan belajar (bimbel) online yang menggabungkan pembelajaran, pembuatan film, dan game untuk membuat konten pendidikan yang berkualitas tinggi dan menarik perhatian siswa siswi Tanah Air.

Selain itu, Pahamify juga memanfaatkan video animasi, kuis, dan ringkasan yang melibatkan para penggunanya. Tujuannya adalah untuk membantu siswa Indonesia lulus ujian masuk perguruan tinggi. Saat ini, telah terdapat puluhan ribu video pembelajaran yang dapat diakses oleh para penggunanya.

Syarif Rousyan Fikri yang akrab dipanggil Fikri mendirikan Pahamify pada tahun 2018. Bersama dengan rekan-rekannya, ia mendirikan PT Pahami Cipta Edukasi yang menaungi Pahamify. Tujuannya adalah untuk membantu perkembangan pendidikan di Indonesia, khususnya untuk tingkat sekolah menengah atas.

Syarif Rousyan Fikri untuk Forbes 30 under 30 Indonesia 2022. (Foto: instagram/forbesindonesia)


Sebelum mendirikan Pahamify, Fikri telah terlebih dahulu mendirikan kanal Youtube bernama Hujan Tanda Tanya. Kanal Youtube ini didirikan sebagai media untuk memberikan edukasi seputar sains dan teknologi yang dikemas dengan ringan dan menarik.

Penonton Hujan Tanda Tanya yang semakin banyak dan mendorong Fikri untuk membuat platform yang lebih luas lagi akhirnya membuat dirinya dan rekan-rekannya yang bernama Mohammad Ikhsan dan Edria Albert kemudian mendirikan Pahamify.

Pada tahun 2019 aplikasi Pahamify secara resmi diluncurkan ke publik melalui acara Grand Launching Pahamify yang dihadiri oleh perwakilan pengguna, praktisi pendidikan nasional, dan perwakilan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Satu tahun setelah peluncuran aplikasinya, Pahamify terpilih untuk mendapatkan pendanaan dari Y Combinator, yakni di tahun 2020 pada batch Winter. Program ini merupakan program akselerasi startup paling prestisius di dunia. Di tahun yang sama, Pahamify mencapai satu juta unduhan dan mendapatkan pendanaan Seri A yang dipimpin oleh Shunwei Capital.

Di tengah maraknya kompetisi penyedia layanan bimbingan belajar berbasis online yang digunakan siswa dan siswi sekolah di Indonesia, Pahamify merupakan salah satu yang banyak digunakan.

Syarif Rousyan Fikri. (Foto: instagram/inspirousyan)


"Meskipun sudah banyak aplikasi belajar tersedia, konten berkualitas tetap menjadi barang langka. Konten berkualitas tidak hanya menjelaskan materi, tetapi juga tujuan dan bagaimana aplikasi ilmu dalam dunia nyata. membuat konten pembelajaran berkualitas adalah keahlian yang masih sangat jarang di kalangan para konten kreator di Indonesia,” ujar Fikri.

Masuk ITB Usia 15 Tahun


Syarif Rousyan Fikri adalah lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Teknik Elektro. Saat diterima di ITB di tahun 2007, ia baru berusia 15 tahun. Ia juga menjadi mahasiswa termuda yang masuk di ITB pada angkatannya.

Lulus pada tahun 2012, Fikri melanjutkan studinya langsung pada jenjang S3 tanpa terlebih dahulu menjalani S2. Ia mengenyam pendidikan di Nanyang Technological University Singapore mulai dari usia 20 tahun hingga usia 24. Sayangnya, ia tak melanjutkan pendidikannya tersebut dan memilih untuk keluar pada semester 9. Sehingga ia tak mendapatkan gelar Ph.D atau gelar doktoralnya.

"Dulu saya punya kesempatan untuk lulus S3 sebelum usia 24. Tapi karena ada kesombongan dalam hati, saya ngerasa pinter, sering melalaikan tugas dari profesor saya (Nggak ngelawan tapi nggak patuh-patuh juga)," ceritanya di salah satu unggahan pada laman Instagram pribadinya.

Meski begitu, ia bukannya berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa. Dari kuliahnya di Singapura Fikri justru mendapatkan ide untuk membagikan pengetahuan ke anak sekolah di Indonesia. Hal tersebutlah yang menjadi awal mula berdirinya kanal Youtube Hujan Tanda Tanya kemudian Pahamify.

Syarif Rousyan Fikri. (Foto: instagram/inspirousyan)


"Awalnya simpel aja, waktu itu lagi di Singapura, kita pengen membawa pengetahuan dari luar negeri, dari jurnal-jurnal ilmiah ke Indonesia. Supaya orang Indonesia tuh suka sains, suka ilmu pengetahuan, suka baca, bisa berpikir kritis," ujar Fikri pada salah satu video QnA di kanal Youtube Pahamify.

Fikri memang melewatkan kesempatannya untuk lulus S3 dan mendapatkan gelar doktoral pada usia 24 tahun, tetapi ia menjadikan pengalaman tersebut menjadi motivasinya. Ia tak ingin kehilangan kesempatan berharga lainnya lagi dengan mengembangkan Pahamify dengan sepenuhnya.

Salah satu motivasinya dalam terus berkarya dan mendirikan Hujan Tanda Tanya dan Pahamify adalah kata-kata salah satu profesornya di Singapura. Saat Fikri 'cabut' dari universitas tersebut, sang profesor mengatakan bahwa ia percaya Fikri adalah orang yang pintar dan dapat membangun negaranya, Indonesia.

"Kalau dalam hidup kita tuh motivasi kan ganti-ganti ya, tapi kalau secara real, secara nyata yang saya rasakan motivasi terbesar saya adalah saya gak pengen menyia-nyiakan peluang emas yang saya dapatkan. Karena, peluang emas itu begitu kita udah lewatin, dia gak akan ada lagi," tutur Fikri.  [rk]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic