leader

Tak Ada Kata Terlambat! Wiwik Dahani, Wisudawan Tertua ITS Raih Gelar Doktor dengan IPK Hampir Sempurna

Penulis Rahma K
Sep 29, 2025
Proses riset disertasi yang dilakukan Dr Dra Wiwik Dahani MT (kanan) di laboratorium Universitas Trisakti, Jakarta. (Foto: its.ac.id)
Proses riset disertasi yang dilakukan Dr Dra Wiwik Dahani MT (kanan) di laboratorium Universitas Trisakti, Jakarta. (Foto: its.ac.id)

ThePhrase.id – Belajar sejatinya tak mengenal usia. Kisah seorang wisudawan tertua di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuktikannya secara nyata. Di usia 63 tahun, Dr. Dra. Wiwik Dahani, MT, berhasil meraih prestasi gemilang dengan lulus dari program doktoral Kimia dengan IPK 3,95. 

Perjalanan ini bukan semata soal gelar, melainkan tentang makna hidup dan semangat yang terus berkobar. Karena jika melihat perjalanan kariernya, ia telah mengukuhkan posisi sebagai dosen di Universitas Trisakti selama hampir empat dekade.

Namun, kecintaannya pada pengetahuan tidak pernah padam. Ia kembali ke bangku kuliah dengan tujuan untuk memenuhi kecintaannya dalam mengejar ilmu, mencari makna hidup, hingga menginspirasi orang-orang di sekitarnya.

"Saya ingin memotivasi orang-orang di sekitar untuk semangat menuntut ilmu, yakni dengan menunjukkan jika saya bisa, kenapa mereka tidak," ungkapnya, dikutip dari laman resmi ITS.

Keilmuan yang digelutinya adalah tentang pertambangan. Disertasinya yang berjudul “Pembuatan Frother Berbasis Minyak Sawit Mentah dan Karbon Aktif Bambu untuk Pemisahan Monasit dari Tailing Penambangan Timah” mengeksplorasi teknik pengambilan logam tanah jarang di Indonesia yang lebih efisien.

Meski kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan menyalakan api semangat dalam dirinya, tak ada jalan yang tanpa rintangan. Di tengah studinya, Wiwik pernah mengalami masalah kesehatan serius hingga dirawat di rumah sakit mendekati sidang promosi doktoralnya.

Meski demikian, ia justru merasa kondisi fisiknya lebih baik selama menjalani kuliah. Ia mengatakan, mungkin ini karena ia menekuninya dengan hati yang tulus. "Mungkin karena saya menjalaninya dengan senang dan sepenuh hati juga," katanya. 

Tantangan bukan hanya fisik, tapi juga kekhawatiran orang-orang terdekat. Anak-anaknya sempat cemas, namun akhirnya mendukung ketika melihat betapa gigihnya sang ibu. Pihak kampus tempatnya mengajar juga senantiasa memberikan dukungan agar perjalanan studinya lebih mudah.

Dalam waktu tiga tahun, perempuan kelahiran 24 Mei 1962 ini berhasil menyelesaikan program doktoralnya. Menurutnya, kunci keberhasilannya terletak pada keyakinan dan fokus pada tujuan hidup.

Meski hanya tersisa waktu sekitar satu setengah tahun bekerja sebelum pensiun di usia 65, ia bercita-cita untuk terus berkarya, memberi manfaat sebanyak mungkin, dan berkontribusi bagi masyarakat.

Bagi Wiwik, gelar bukanlah hal yang paling berharga, tetapi proses dan perjuangan untuk mencapai titik inilah yang lebih bernilai baginya. Ia juga berharap perjalanannya dapat menjadi inspirasi generasi muda dalam menuntut ilmu. [rk]

Artikel Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic