ThePhrase.id – Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D, adalah seorang dokter, ilmuwan, dan pengajar. Ia juga merupakan pakar di bidang farmakologi, kardiologi, dan neurologi yang diakui secara internasional dengan pengalaman lebih dari 20 tahun. Ia juga terkenal sebagai ilmuwan yang mempopulerkan pengobatan berbasis Cells dan Gene Therapy.
Dokter Taruna memulai pendidikan kedokterannya di Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, tempat ia berasal. Ia kemudian melanjutkan studi magisternya di Universitas Indonesia (UI) pada bidang Farmakologi.
Prof. dr. Taruna Ikrar saat lulus dari Universitas Indonesia. (Foto: facebook/Taruna Ikrar)
Saat berkuliah di UI, Taruna terlibat sebagai peneliti obat-obat jantung di RS Harapan Kita dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Republik Indonesia. Melalui riset tersebut bersama Prof. Dr. Hamed Oemar, Taruna mengenal banyak hal mengenai penyakit jantung dan pembuluh darah. Demikian pula atas nasehat Dr. Sampurno, MBA, Apt., (Kepala BPOM RI saat itu), mengarahkan Taruna untuk memperdalam pengetahuan farmakologinya demi pengembangan produk farmasi masa depan.
Dari situ, ia termotivasi untuk melamar beasiswa ke Jepang dalam bidang keahlian ilmu penyakit jantung, dengan riset utama obat-obatan berdasar produk biologi, seperti pengobatan berbasis Terapi Cells dan Genetic.
Berhasil memenangkan beasiswa dari pemerintah Jepang (Monbukagakusho), ia kemudian melanjutkan studi PhD nya di Niigata University. Di sana, ia mendapat sponsor untuk melanjutkan pendidikan visiting doctor di Italia, lebih tepatnya di University of Bologna. Taruna kemudian mendalami keahlian pemasang alat pacu jantung di universitas tersebut.
Kenangan Prof. dr. Taruna Ikrar di Italia. (Foto: facebook/Taruna Ikrar)
Pada tahun 2008, Taruna melanjutkan pendidikan post-doctoral di bidang neurosciences atau bidang tentang ilmu-ilmu saraf dan otak di University of California, Irvine (UCI), Amerika Serikat. Menurutnya, bidang kesehatan terutama ilmu neurosciences adalah bidang yang sangat menantang.
Pasalnya, hal yang diteliti pada bidang ini, yaitu otak, merupakan bagian tubuh manusia yang sangat krusial. Otak memiliki triliunan koneksi yang menentukan kita berpikir, berperilaku, bersikap, dan semua aspek kehidupan kita sebagai manusia.
“Sangat menantang ilmu tentang otak itu. Kenapa? Di dalam otak itu, ada lebih 100 miliar sel-sel saraf. Dan setiap satu sel saraf punya koneksi 10.000. Jadi 100 miliar dikali 10 ribu itu kurang lebih hampir ratusan sampai ribuan triliun koneksi,” ujarnya pada Kabari TV.
Prof. dr. Taruna Ikrar. (Foto: twitter/TarunaIkrar)
Ia juga mengatakan bahwa masih sangat banyak misteri mengenai otak yang belum ditemukan. Hingga kini, hal-hal baru tentang otak semakin banyak ditemukan oleh para ilmuwan.
Berkat kerja keras dan ketekunannya di bidang kesehatan, Taruna banyak melakukan penelitian berbasis Neurobiology dan telah menghasilkan berbagai temuan yang dapat dimanfaatkan di bidang kesehatan. Beberapa di antaranya bahkan dipatenkan dengan bekerja sama pemerintah Amerika Serikat.
Taruna juga telah memiliki lebih dari 100 publikasi ilmiah dalam bentuk manuskrip di jurnal internasional, proseding, abstrak, presentasi konferens, hingga buku. Beberapa penelitiannya telah dipublikasi pada jurnal internasional yang memiliki reputasi tinggi bahkan temuannya sudah disitasi ribuan kali oleh peneliti lainnya, seperti yang ia publikasikan di Nature, Circulation, American Journal of Cardiology, Neuron, Cells, Frontiers in Neural Circuits, Molecular Therapy, dan masih banyak lagi lainnya.
Beberapa penelitiannya mencakup tentang terapi genetic untuk penderita kelainan jantung bawaan pada Journal of Cardiovascular Electrophysiology (2007), sistem AlstR pada Frontiers in Neural Circuit (2012), Opto-Genetic dan Neuro Synaptic pada Nature (2013) & Neuron (2016), hingga penemuan terbarunya yaitu tentang Gene Therapy, Neuron dan Dendritic Cells pada Journal Molecular Therapy (2020), Current Biology (2020) dan World Journal Vaccines (2021).
Prof. dr. Taruna Ikrar. (Foto: twitter/TarunaIkrar)
Saat ini Taruna memfokuskan risetnya kepada memajukan pemahaman dan pengobatan penyakit degeneratif dan infeksi, termasuk pengembangan vaksin berbasis dendritic cell dan Vaksin Covid-19.
Bersama timnya, Taruna juga telah menerima puluhan dan berbagai penghargaan (awards) dan hibah (grant) di kancah internasional seperti dari US National Institutes of Health (NIH), Outstanding Scientist USA (2014), National Sciences Foundation Award USA (2012-2015), dan Presidential Award for Innovation Technology (2017).
Selain penghargaan, Taruna juga dianugerahi Permanent Resident of USA dengan kualifikasi sebagai dokter-ilmuwan dengan kemampuan Extra-Ordinary. Pada penganugerahan tersebut, Taruna diakui sebagai individu dengan kapabilitas ‘a level of expertise indicating that the individual is one of that small percentage who have risen to the very top of the field of endeavour’.
Meski telah berkiprah di bidang kesehatan sebagai ilmuwan di Amerika Serikat, Taruna tetap memikirkan Tanah Air. Pada 19 Agustus 2020 lalu, Taruna diangkat sebagai Ketua Konsil Kedokteran pada Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) sebagai bentuk pengabdiannya pada Indonesia. Ia dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai ketua untuk masa jabatan periode 2020-2025.
Prof. dr. Taruna Ikrar saat diangkat sebagai Ketua Konsil Kedokteran KKI. (Foto: LinkedIn/Taruna Ikrar)
KKI sendiri merupakan badan otonom, mandiri, non-struktural dan independen yang bertanggung jawab kepada Presiden RI. KKI juga memiliki peran untuk melakukan registrasi dokter dan dokter gigi, mengesahkan standar pendidikan profesi dokter dan dokter gigi, dan melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan praktik kedokteran.
Di bidang pelayanan dokter dan penelitian, aktivitasnya memang tidak perlu diragukan lagi. Namun, kiprahnya di dunia pendidikan juga tidak kalah hebat. Pasalnya, dari menjadi asisten dosen, dosen, hingga dekan sudah pernah dilakoni olehTaruna.
Ia pernah menjadi asisten dosen di Unhas dan di Niigata University, menjadi dosen di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Akademi Kebidanan Wira Husada Nusantara, menjadi dosen tambahan Surya University dan Universiti Teknologi MARA, Malaysia, menjadi akademik spesialis di UCI, hingga menjadi dekan dari International School of Biomedical Sciences di Pacific Health Sciences University (PHSU) di California, Amerika Serikat.
Pendidikan dan penemuannya memang telah mendunia. Tetapi, Taruna ternyata berasal dari keluarga sederhana di Desa Sinri-Jala, Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Kesederhanaan tersebutlah yang memberi pengalaman berarti baginya. Ia berprinsip bahwa hidup harus dilalui dengan kesungguhan, maka sesuatu yang dicita-citakan dapat tercapai.
Prof. dr. Taruna Ikrar. (Foto: facebook/Taruna Ikrar)
Sehingga perjalanan hidup seorang ilmuwan yang berasal dari desa dan dari keluarga yang sederhana bisa menjadi inspirasi, bahwa untuk menggapai impian tidak harus dengan modal uang, harta, dan kekayaan, tetapi semuanya dapat digapai dengan 2 modal utama, yaitu: “Mempunyai Mimpi dan Tekad Pantang Menyerah”, semoga banyak generasi muda yang bisa mengikuti jejak-langkah untuk mengharumkan Indonesia di pentas dunia.
Sejak kecil ia sudah bermimpi untuk menjadi dokter. Mimpi tersebut diawali dengan melihat seorang dokter yang mengobati pasien tanpa kenal lelah di kampung halamannya saat terjadi banjir besar. Dikutip dari media Indonesia, Taruna juga ingin menjadi penerus Ibnu Sina yang dikenal sebagai Bapak Kedokteran Dunia.
Berkat kesungguhannya, Taruna dapat mencapai titik ini. Ia juga mengatakan bahwa produktivitas memegang peran penting. Menurut Taruna, kuncinya ada di minat, motivasi, dan semangat. Hal-hal tersebut yang membawanya pada produktivitasnya seperti sekarang.
Ia juga memiliki hobi menulis, baik buku, artikel maupun artikel internasional, mengenai hal-hal yang berhubungan dengan sains dan neurosains. “Saya setiap hari dari jam 9 malam sampai dengan jam 2 tengah malam. Saya selalu gunakan waktu itu untuk menulis,” ujarnya.
Prof. dr. Taruna Ikrar. (Foto: facebook/Taruna Ikrar)
Selain itu, Taruna juga telah aktif berorganisasi sejak di bangku kuliah S1. Ia telah dikenal luas oleh kalangan aktivis mahasiswa. Hal ini dikarenakan ia pernah menjadi Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Ujung Pandang (Makassar) kala itu, bahkan menjadi Ketua Pengurus Besar HMI di Jakarta.
Ia senang berbicara di depan umum, bahkan itu menjadi hobinya. Taruna akan sangat berbahagia apabila diberi kesempatan berbicara di muka umum. Mungkin bakatnya sebagai orator telah diperlihatkan sejak masih SMP dan SMA. Ia senantiasa menjadi juara dalam lomba pidato dan karya tulis se provinsi Sulawesi Selatan.
Untuk itu, kini Taruna juga sering menjadi pembicara di berbagai forum atau acara yang membahas tentang kesehatan, baik secara langsung ataupun daring.
Sebagai ilmuwan yang telah berkiprah di tiga benua (Asia, Eropa, dan Amerika), Taruna Ikrar memiliki keluarga yang bahagia, dianugerahi istri seorang dokter pediatrician Elfi Wardaningsih, M.D., PhD, serta tiga orang anak, Aqillah Safazia IKRAR, Athallah Razandhia IKRAR, dan Alaric Khalifah IKRAR. Mereka hidup sejahterah, tenang, damai dan bahagia di kota Irvin, California, Amerika Serikat.
Kehidupan Keluarga Prof. dr. Taruna Ikrar Di Kota Irvine, California, USA. (Foto: facebook/Taruna Ikrar)
Pada media sosialnya yakni twitter dan facebook, Taruna aktif membagikan artikel-artikel ilmiah, tulisan-tulisan motivasi, kegiatannya seperti menjadi pembicara di webminar, hingga membagikan foto-foto lamanya saat masih berkuliah bahkan bersekolah. [rk]