ThePhrase.id – Produsen mobil Jepang, Daihatsu Motor Co. umumkan pabrikannya menangguhkan seluruh produksi di Jepang akibat skandal uji keselamatan yang memengaruhi sebagian besar model yang diproduksinya.
Skandal uji keselamatan yang menjerat anak usaha Toyota ini dimulai pada bulan April 2023 ketika terungkap bahwa Daihatsu memanipulasi data uji keselamatan.
Penyebab utama terciumnya manipulasi ini berpusat pada kinerja unit kontrol airbag, di mana unit yang digunakan dalam uji coba berbeda dari yang dijual kepada publik. Setelah itu, terdapat juga temuan lapisan yang berbeda dalam pintu depan model tertentu saat uji tabrak untuk mencegah bagian tersebut hancur.
Toyota sebagai induk usaha Daihatsu mengumumkan bahwa hampir setiap model dalam jajaran Daihatsu mungkin terpengaruh akan manipulasi ini, dengan ketidakwajaran dalam pengujian keselamatan perusahaan yang bisa berlangsung sejak tahun 1989.
Sebelumnya, dikatakan hanya beberapa model yang terkena dampak. Tetapi angka tersebut direvisi menjadi 174 kasus pada 64 model, dan tiga mesin kendaraan. Bahkan, dalam jumlah tersebut dikatakan juga termasuk model yang dijual dengan merek Toyota.
Dalam siaran pers yang dikeluarkan Toyota, disebutkan bahwa panel penyelidikan turut mencurigai bahwa Daihatsu mungkin juga memalsukan data kinerja lingkungan.
Terlebih lagi, penghentian operasi pabrik Daihatsu ini juga dikatakan dapat berdampak pada pabrikan merek lain seperti Mazda dan Subaru, mengingat Daihatsu merupakan penyedia suku cadang dan layanan faktur kedua merek tersebut.
Ekspor yang menjadi pemasukan besar bagi Daihatsu, mencapai 40 persennya, juga harus dihentikan dan diperkirakan akan berdampak pada kendaraan yang diproduksi di dalam maupun di luar negeri.
"Kami mengkhianati kepercayaan pelanggan kami. Semua kesalahan ada pada manajemen," ungkap CEO Daihatsu, Soichiro Okudaira pada konferensi pers di Tokyo pekan lalu, dilansir dari The Guardian, Kamis (28/12).
Maka dari itu, pada 20 Desember 2023 lalu, perusahaan mengumumkan penangguhan operasi pabrik dan penghentian produksi kendaraan. Padahal, Daihatsu umumnya memproduksi 4.000 mobil kecil setiap harinya pada pabrik Jepang.
Penangguhan ini dikatakan akan berlangsung selama penyelidikan lebih lanjut dan pemeriksaan keselamatan berlangsung. Pihak Daihatsu juga mengatakan bahwa penghentian pabrik di seluruh Jepang setidaknya berlangsung hingga akhir Januari.
Selain berdampak pada pendapatan, penghentian pabrik tentu turut berdampak pada pekerja yang dikatakan mencapai 9.000 karyawan. Namun, Daihatsu mengatakan telah bersepakat dengan serikat pekerja untuk membayar sebagian gaji karyawan selama produksi dihentikan.
Selain pada karyawan, Daihatsu juga akan memberikan kompensasi atau ganti rugi kepada sejumlah 423 perusahaan pemasok yang berhubungan dengan produk-produk di Jepang atau menjadi mitra bisnisnya selama ini. [rk]