ThePhrase.id – Misi NS-31 oleh Blue Origin di Amerika Serikat yang membawa enam wanita dari berbagai latar belakang ke luar angkasa pada Senin (14/4) menyita perhatian dunia. Salah satu sosok yang ikut terbang adalah Amanda Nguyen, satu-satunya orang berdarah Asia dalam misi tersebut.
Memiliki keturunan Vietnam, Amanda Nguyen juga menjadi wanita Vietnam pertama yang berhasil pergi ke luar angkasa dan menjadi astronot. Bahkan, ia merupakan wanita Asia Tenggara pertama yang melakukan misi ke luar angkasa.
Sejumlah titel 'pertama' ini membuat Amanda Nguyen melambung tinggi. Terutama di kalangan perempuan keturunan Asia Tenggara. Siapakah sosok perempuan hebat yang membuat sejarah baru ini? Yuk kepoin profilnya!
Amanda Ngọc Nguyễn atau yang lebih dikenal dengan hanya Amanda Nguyen adalah seorang wirausahawan sosial, ilmuwan dan peneliti bioastronautika, aktivis hak-hak sipil, hingga pendiri dan kepala eksekutif Rise, sebuah organisasi hak-hak sipil non-pemerintah.
Lahir di California, Amerika Serikat pada 10 Oktober 1991, ia berasal dari keluarga pengungsi Vietnam. Lahir dan besar di Negeri Paman Sam membuat Amanda menjadi warga negara Amerika Serikat.
Ia menempuh pendidikan di Harvard University dan memiliki minat yang besar pada bidang sains. Ia bahkan pernah magang di NASA dari tahun 2011 hingga 2013. Penelitiannya tentang eksoplanet di Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian.
Cita-citanya menjadi astronot merupakan pendorong baginya untuk menekuni bidang ini. Ia bahkan pernah terlibat dalam pengembangan teleskop Kepler.
Tetapi kehidupannya berubah pada tahun 2013 ketika ia menjadi korban pemerkosaan saat kuliah. Pengalaman yang menyakitkan baginya tersebut mengubah arah hidupnya dari yang pada awalnya fokus pada sains menjadi perjuangan melawan sistem hukum yang tidak berpihak pada korban seperti dirinya.
Ia memilih untuk menunda impian menjadi astronot demi memperjuangkan keadilan bagi penyintas kekerasan seksual. Kegigihannya membuahkan hasil manis karena rancangan undang-undang yang digagaskan berhasil disahkan oleh Kongres dan PBB. Kiprah aktivismenya turut membuatnya dijuluki pelopor gerakan untuk menghentikan kekerasan terhadap warga Asia Amerika.
Selain itu, sebagai implementasi lain kegigihannya dalam bidang aktivisme perlindungan hak-hak sipil korban kekerasan seksual, Nguyen mendirikan sebuah organisasi nirlaba bernama Rise pada tahun 2014 yang berisikan relawan dengan tujuan yang sama.
Setelah sukses dalam mendorong perubahan hukum, ia kembali memfokuskan hidupnya untuk mengejar cita-cita dalam bidang antariksa. Pada tahun 2021, ia menjadi kandidat astronot ilmuwan di Institut Ilmu Astronautika Internasional yang meneliti kesehatan wanita dan menstruasi.
Pada akhirnya, ia terpilih menjadi salah satu kru dalam misi Blue Origin New Shepard (NS) pada tahun 2025 ini. Bukan tanpa alasan, ia pergi ke luar angkasa dengan beberapa misi eksperimen. Salah satunya melibatkan pengujian bahan untuk pembalut luka dalam gravitasi mikro.
Menurutnya, hasil eksperimen tersebut dapat diterapkan untuk kesehatan wanita di luar angkasa, di mana teknologi penyerapan yang lebih baik dalam gravitasi mikro memungkinkan para insinyur untuk menciptakan pembalut atau tampon yang ramah untuk astronot wanita yang sedang menstruasi.
Kiprah wanita inspiratif ini membuahkan berbagai pengakuan terhadap dirinya. Beberapa di antaranya adalah dirinya dinominasikan untuk Penghargaan Nobel Perdamaian 2019. Di tahun 2022, ia dinobatkan sebagai salah satu Time Women of the Year. Ia juga masuk dalam daftar Time 100 Next, Forbes 30 Under 30, Top 100 Global Tinker oleh Foreign Policy, dan masih banyak lagi. [rk]