ThePhrase.id – Di awal bulan Ramadan tahun ini, beredar informasi di media sosial yang kemudian viral. Informasi tersebut berisi klaim bahwa mengonsumsi oralit pada saat sahur dapat mencegah dehidrasi selama berpuasa.
Informasi ini beredar dengan luas dan cepat di media sosial Twitter dan beberapa media sosial lain. Alhasil, obat ini menjadi sulit ditemukan di apotek. Seorang netizen di Twitter mengatakan perlu mencari oralit hingga ke empat apotek, padahal ia harus membelikan obat tersebut untuk sang nenek yang tengah mengalami diare.
Pada dasarnya, oralit merupakan obat atau larutan yang diperuntukkan sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang akibat diare, muntah berkepanjangan, demam, atau kondisi penyebab dehidrasi lainnya. Sehingga, larutan ini merupakan obat yang dikonsumsi ketika merasa sakit.
Pasalnya, ketika tubuh mengalami sakit diare atau muntah-muntah, maka tubuh akan mengalami kekurangan cairan karena telah dikeluarkan dalam jumlah yang banyak. Kondisi dehidrasi akibat sakit ini dapat menyebabkan penyakit lain seperti sakit kepala, kelelahan, hingga pingsan.
Maka dari itu, dibutuhkan cairan untuk merehidrasi tubuh. Cairan tersebut dapat berasal dari air putih, sup, jus buah, hingga air kelapa. Tetapi, bisa juga mengonsumsi obat seperti oralit untuk menjaga keseimbangan elektrolit dan menggantikan cairan tubuh yang hilang.
Sayangnya, banyak yang salah kaprah dan menyalahgunakan oralit sebagai larutan yang dapat mencegah dehidrasi, meskipun tak sedang mengalami sakit seperti diare atau muntah-muntah. Sebagai contoh nyatanya adalah seperti yang tengah viral saat ini, oralit justru viral dikonsumsi saat akan berpuasa.
Menanggapi hal ini, melalui laman resminya, Kominfo mengatakan bahwa klaim oralit mampu mencegah dehidrasi saat berpuasa tidaklah tepat. Dokter Spesialis Penyakit Dalam Ari Fahrial Syam menjelaskan bahwa obat ini tidak diperuntukkan mencegah dehirasi selama puasa.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menyampaikan hal senada. Menurutnya, mengonsumsi oralit di luar indikasi penggunaannya justru dapat memicu perut kembung akibat gerakan usus.
"Cairan ini mengandung natrium, klorida, kalium klorida, trisodium sitrat dihidrat, dan glukosa anhidrat. Efek sampingnya bisa menyebabkan perut kembung karena terganggu gerakan usus, kelebihan natrium juga akan mengganggu fungsi organ, atau sistem lainnya," jelas dr. Siti Nadia Tarmizi, Minggu (26/3/2023), dilansir dari IDN Times.
Dilansir Kompas.com, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Adib Khumaidi mengatakan bahwa dirinya tidak menganjurkan masyarakat mengonsumsi oralit saat sahur.
Pada umumnya mengonsumsi oralit sah-sah saja dan baik bagi orang yang tengah kekurangan cairan. Namun, bukan berarti obat ini merupakan sebuah kebutuhan yang harus dikonsumsi.
Menurut Adib puasa bukan berarti cairan tubuh menjadi hilang. Apabila kita telah makan dan minum yang cukup dan tepat ketika sahur dan berbuka puasa, maka kebutuhan cairan tubuh akan terpenuhi.
"Minum yang cukup, berarti pada saat kita berbuka kemudian bersahur, itu adalah minum yang cukup. Karena pengelolaan tubuh saat tidak puasa tidak berarti kemudian kita akan kehilangan cairan," jelas Adib. [rk]