ThePhrase.id – Dunia tak kehabisan istilah untuk mendeskripsikan sesuatu, sebuah tren, dan sebuah fenomena. Salah satu yang kini naik daun adalah YONO, singkatan dari You Only Need One yang jika diterjemahkan berarti "Kamu Hanya Butuh Satu".
Mengawali tahun 2025, YONO kini menjadi tren gaya hidup yang menggeser fenomena lainnya seperti YOLO (You Only Live Once) dan FOMO (Fear of Missing Out) yang menjerumuskan pada gaya hidup konsumtif dan menghambur-hamburkan uang.
YOLO sendiri merupakan kepercayaan untuk menikmati hidup yang hanya satu kali ini dengan melakukan apapun yang diinginkan, membeli apapun yang digemari, memakan makanan apapun yang disukai, dan lain-lain.
Sedangkan FOMO adalah gaya hidup yang takut tertinggal dari apa yang sedang menjadi tren, sehingga membuat seseorang dapat membeli barang-barang, mendatangi tempat, hingga menyantap makanan yang sebenarnya tak diperlukan atau bahkan disukai.
Menghempas dua lifestyle di atas, YONO hadir untuk mengarahkan orang-orang kepada gaya hidup yang hanya berfokus pada kebutuhan yang esensial, benar-benar penting, dan dibutuhkan. Gaya hidup ini juga memandu orang-orang untuk berfokus pada kualitas dibandingkan kuantitas, sesuai dengan namanya, "You Only Need One".
Dengan kata lain, YONO mengharuskan pengikutnya untuk mengeluarkan uang dengan kesadaran penuh atau mindful dan hanya mementingkan kebutuhan, bukan keinginan. Gaya hidup ini juga mirip dengan minimalisme yang juga kembali naik daun.
Untuk mulai mengadopsi gaya hidup ini, langkah yang bisa dilakukan adalah mengevaluasi kebutuhan dari barang-barang yang dimiliki. Pertanyakan beberapa pertanyaan seperti "Apakah saya benar-benar membutuhkan ini?", "Seberapa sering saya menggunakannya?", "Apakah barang ini memberikan manfaat yang signifikan untuk saya?", dan lain-lain.
Karena pada dasarnya, kita seringkali menumpuk barang-barang yang tak lagi digunakan yang sebenarnya bisa berguna bagi orang lain jika tak mengendap di dalam lemari selama bertahun-tahun.
Selanjutnya, prioritaskan kualitas dari sebuah barang dan tinggalkan pemikiran kuantitas. Kamu juga dapat membuat skala prioritas untuk apa yang akan dibeli kedepannya, utamakan yang paling signifikan dalam kehidupan sehari-hari, dan tinggalkan yang tersier.
Jika telah menjadi kebiasaan dan menempel dalam menjalani hidup sehari-hari, maka lifestyle YONO ini dapat memberikan sejumlah keuntungan seperti dari segi finansial hingga kesejahteraan mental.
Dari segi finansial, tentunya memangkas pembelian barang-barang yang tak diperlukan dan hanya membeli yang esensial akan membuat pengeluaran mengecil dan lebih hemat. Alhasil, uang dapat diarahkan pada tabungan.
Sedangkan dari sisi kesejahteraan mental, YONO dapat menghindari stres yang ditimbulkan dari belanja yang berlebihan dan impulsif seperti karena ingin mengikuti tren terkini atau FOMO. YONO juga menjauhkan pengikutnya dari menghamburkan uang karena merasa hanya hidup satu kali atau YOLO, karena uang tersebut dapat dipergunakan dengan lebih bijak seperti untuk ditabung atau berdonasi. [rk]