leader

Yusra Mardini, Atlet Olympics Pengungsi Suriah yang Selamat di Laut Mediterania

Penulis Rahma K
Nov 09, 2021
Yusra Mardini, Atlet Olympics Pengungsi Suriah yang Selamat di Laut Mediterania
ThePhrase.id – Tahukah kamu, pada kompetisi olahraga bergengsi di dunia yakni Olympics terdapat tim yang berisikan atlet-atlet yang bukan berasal dari satu negara? Tim ini bernama Refugee Olympic Team (ROT) atau Tim Pengungsi Olimpiade.

Seperti namanya, tim ini merupakan kumpulan dari atlet-atlet pengungsi yang meninggalkan negara asalnya atas alasan konflik yang terjadi. Beberapa dari konflik yang dialami para pengungsi di negara asalnya bahkan mengancam nyawa, maka mereka memberanikan diri untuk pergi dari negaranya.

Salah satu atlet dari ROT bernama Yusra Mardin. Iai merupakan atlet renang dari  Suriah yang kabur dan mengungsi ke Jerman akibat konflik yang terjadi di negara asalnya. Pada tahun 2015, ia dan kakaknya meninggalkan Suriah menggunakan kapal kecil.

Yusra Mardini. (Foto: instagram/yusramardini)

Mengungsi dari Suriah


Kapal yang ditumpangi Yusra merupakan kapal kecil yang hanya menampung 7 orang, tetapi terdapat 20 orang yang menumpanginya pada saat itu. Alhasil, di tengah laut Mediterania, mesin kapal kecil tersebut mati.

Untuk membuat kapal tersebut tetap melaju dan tidak tenggelam, kakak dari Yusra yang merupakan atlet renang menyemplungkan diri ke laut. Melihat hal tersebut, Yusra yang juga telah berlatih renang sejak umur tiga tahun ikut menyeburkan diri ke laut ke sisi yang berbeda.

Pada awalnya, sang kakak berteriak agar Yusra kembali lagi ke kapal, tetapi kemudian dua orang pria juga masuk ke air laut pada dua sisi yang berbeda. Akhirnya, keempat orang tersebut berenang mendorong kapal hingga mencapai tepi pantai dengan durasi 3,5 jam.

Yusra Mardini. (Foto: instagram/yusramardini)


Sesampainya di daratan Yunani, Yusra dan sang kakak memutuskan untuk menjadi pengungsi di daratan Jerman. Kejadian tersebut ia alami pada tahun 2015 saat berusia 17 tahun. Sesampainya di Jerman, ia betemu dengan pelatih renang bernama Sven Spannekrebs yang membantunya kembali berlatih renang.

“Saya adalah seorang perenang sejak berusia tiga tahun, hal tersebut adalah sesuatu yang telah saya kerjakan sepanjang hidup saya. Ini (renang) juga bukan sesuatu yang baru datang ketika saya sampai di Jerman. Hannya saja di Suriah, saya tidak memiliki kesempatan. Saya tidak mendapatkan dukungan dari federasi,” papar Yusra, dilansir dari laman Olympics.

IOC Membentuk Tim Olimpiade Pengungsi


Tak lama dari awal berlatih lagi di Jerman, International Olympic Committee (IOC) yang mengurus Olympics mengumumkan bahwa IOC membentuk Tim Olimpiade Pengungsi yang akan ikut bersaing pada Olimpiade Rio 2016. Keputusan ini didasarkan oleh Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Oktober 2015 yang membahas krisis pengungsi global di mana terdapat jutaan orang dari berbagai dunia yang mengungsi.

Yusra Mardini. (Foto: instagram/yusramardini)


Sepuluh bulan setelah pengumuman tersebut, 10 atlet dari berbagai negara seperti Ethiopia, Sudan Selatan, Suriah, dan Republik Demokratik Kongo diumumkan akan resmi bersaing dengan atlet lain dari seluruh dunia, salah satunya adalah Yusra.

“Ini akan menjadi simbol harapan bagi semua pengungsi di dunia, dan akan membuat dunia lebih sadar akan besarnya krisis. Ini juga merupakan sinyal kepada komunitas internasional bahwa pengungsi adalah sesama manusia dan memperkaya masyarakat,” ujar Presiden dari IOC, Thomas Bach, dilansir dari laman Olympics.

Mengikuti Olympics - Olimpiade


Belum satu tahun keluar dari negara asalnya, Yusra telah dipercaya untuk mengikuti Olimpiade Rio 2016 dan menjadi satu dari 10 pengungsi di bawah bendera Olympic.

Yusra Mardini sebagai pembawa pendera dari Refugee Olympic Team (ROT) pada Olimpiade Tokyo 2020. (Foto: olympics.com)


“Saya sudah menceritakan kisah ini jutaan kali. Dan jika harus, saya akan menceritakannya jutaan kali lagi. Ini tentang memberi harapan dengan kisah hidup saya. Bahkan jika saya lebih suka hanya berenang, saya ingin dan perlu menceritakan kisah ini lagi dan lagi, mungkin saya dapat membantu memberi orang keberanian,” ujar Yusra dikutip dari dw.com.

Yusra ingin para pengungsi lain terinspirasi dari ceritanya, bahwa mereka juga bisa bangkit dan melakukan sesuatu yang membanggakan. Ia ingin memberikan harapan bagi mereka.

Pada Olympics selanjutnya yakni Olimpiade Tokyo 2020, Yusra kembali berkesempatan unuk bertanding menjadi satu dari 29 atlet yang bertanding di bawah ROT. Bahkan, Yusra berkesempatan menjadi pembawa bendera ROT dan masuk ke stadium pada urutan dua setelah Yunani.

Yusra Mardini pada agenda UNHCR-nya. (Foto: instagram/yusramardini)


Selain menjadi atlet, Yusra juga ditunjuk sebagai Goodwill Ambassador untuk United Nations Refugee Agency (UNHCR) yang ditunjuk pada tahun 2017. Bahkan, kisah heroik pengungsiannya telah dibukukan dan sedang diproduksi menjadi film yang akan tayang di Netflix  tahun depan. [rk]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic