ThePhrase.id – Kiprah perempuan pada bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) di dunia memang persentasenya lebih kecil daripada laki-laki. Tapi, dewasa ini, semakin banyak perempuan yang ingin lebih maju dengan berkontribusi pada bidang STEM.
Selain agar meningkatkan persentase perempuan pada bidang tersebut, tetapi juga untuk mendorong perempuan lain untuk mengejar dan merealisasikan mimpi mereka pada bidang ini. Karena, tak banyak perempuan yang ingin terjun melihat dominasi laki-laki di dalamnya.
Adalah Zara Rutherford, berusia 19 tahun merupakan perempuan termuda yang terbang solo atau sendirian menggunakan pesawat microlight.
Berasal dari Belgia, dan merupakan keturunan Belgia-Inggris, Zara terlahir dari keluarga yang yang menggeluti dunia penerbangan. Melihat kedua orang tuanya beserta kakek dan neneknya menggeluti pesawat, ia ingin melanjutkan hal tersebut yang merupakan warisan baginya. Namun, tak hanya melanjutkan warisan, ia juga ingin menginspirasi orang lain dalam melakukannya.
Maka dari itu, meski usianya masih muda, ia memberanikan diri untuk terbang sendirian. Tujuan utamanya adalah untuk mengelilingi dunia ke setiap negara.
Apabila hal tersebut terlaksana, maka ia akan menjadi perempuan termuda yang berhasil melakukan hal tersebut dan akan mendapatkan rekor dari Guinness World Record.
Ia memulai perjalanannya belum lama, yakni pada triwulan ke-3 pada tahun 2021. Tepatnya pada 18 Agustus 2021 dan dimulai dari kota Kortrijk, Belgia.
Semenjak itu, ia sudah terbang ke berbagai negara seperti Inggris, kanada, Amerika Serikat, Meksiko, Rusia, hingga negara-negara di Asia seperti Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Indonesia, dan lain-lain.
Tentunya Zara tidak sembarangan terbang hanya karena keluarganya merupakan keluarga pilot. Ia memiliki lisensi terbang dari FAA. Ia juga memiliki lisensi pilot swasta Inggris dan lisensi microlight Slovakia dan Perancis. Ia juga merupakan anggota Honorable Company of Air Pilots sejak tahun 2019.
Sejak kecil, Zara sudah tertarik pada dua hal, yakni dunia penerbangan dan STEM. Ia baru saja menyelesaikan tes A-Levelnya di Matematika, Matematika lanjutan, Ekonomi, dan Fisika.
Setelah misinya selesai, ia akan melanjutkan kuliah di universitas pada bidang ilmu komputer atau teknik komputer. Cita-citanya adalah menjadi astronot. Dengan menggeluti dunia penerbangan dan dunia sains, akan mengantarkannya menggapai cita-cita tersebut.
Meski tujuannya adalah mengelilingi dunia, tetapi ada makna yang lebih besar dari perjalanannya tersebut. Ia ingin mendorong perempuan muda untuk menggeluti dunia penerbangan dan STEM tanpa merasa takut.
Ia ingin memberi contoh serta menyemangati perempuan di seluruh dunia. Pasalnya, hanya 5 persen dari pilot komersial di dunia yang bergender perempuan. Sedangkan ilmuwan komputer di dunia juga kebanyakan laki-laki. Hanya 15 persen di antaranya adalah perempuan.
Angka tersebut sangat kecil dibandingkan jumlah totalnya. Maka dari itu, ia sangat ingin menginspirasi para perempuan di dunia untuk melakukan dan mengejar mimpi mereka apapun bidangnya. Sekalipun bidang yang didominasi oleh laki-laki.
Saat ini, laki-laki termuda yang terbang solo di dunia adalah Travis Ludlow usianya 18 tahun. Sedangkan perempuan sebelum Zara adalah Shaesta Waiz yang usianya 30 tahun saat terbang solo. Dengan penerbangan Zara ini, ia berharap dapat mengurangi kesenjangan tersebut, dari 11 tahun perbedaan, menjadi 11 bulan perbedaan antara perempuan dan laki-laki. [rk]