ThePhrase.id – Aktor ternama Indonesia, Abimana Aryasatya baru saja membintangi sebuah film orisinal Netflix yang berjudul The Big 4 (2022) sebagai karakter utama yang bernama Topan Gemuruh. Film ini menjadi film yang banyak dibicarakan bukan hanya di Indonesia, tetapi di dunia.

Pasalnya, berdasarkan ranking Netflix Global Top 10, film ini berhasil menempati peringkat kedua dari 10 film di Netflix yang bukan berbahasa Inggris (non-english). Menurut ranking resmi tersebut, The Big 4 telah ditonton sebanyak 16.390.000 jam.

Selain Abimana, film ini juga dibintangi nama-nama terkenal seperti Putri Marino, Arie Kriting, Lutesha, hingga content creator dan komedian Kristo Immanuel. Marthino Lio juga turut membintangi film ini sebagai pemeran antagonis.

Film yang disutradarai oleh Timo Tjahjanto ini memiliki genre sebagai film aksi atau action tetapi diberikan sentuhan komedi di berbagai scene. Sehingga, menarik perhatian banyak orang, tak hanya yang senang film action, tetapi juga penggemar film komedi.

Ceritanya mengkisahkan tentang empat saudara bukan kandung yang dibesarkan oleh seorang 'ayah' yang baik hati. Di luar sifat kekeluargaan mereka, pekerjaannya adalah sebagai pembunuh bayaran. Setelah sang 'ayah' meninggal, empat saudara tersebut berpisah hingga akhirnya bertemu lagi beberapa tahun setelahnya ketika dipertemukan oleh seorang polisi wanita yang menyelidiki kematian 'ayah'nya tersebut.

Abimana yang berperan sebagai Topan menarik perhatian penonton karena kepiawaiannya dalam memerankan karakter Topan. Topan digambarkan sebagai karakter pemimpin yang dianut 'adik-adik'nya. Jiwa kepemimpinannya tersebut dilengkapi dengan selera humornya yang membuat penonton terbahak-bahak.

Telah berkarier sejak tahun 90an

Sosok Abimana telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Ia telah membintangi berbagai film, sinetron, hingga serial web sejak tahun 90an.

Di tahun 1999, ia membintangi sinetron berjudul Lupus Milenia sebagai karakter Nuno. Setelah itu, ia membintangi sinetron-sinetron lain seperti Sexy Sixx (2000), Buce Li (2003), Kisah Kasih di Sekolah (2004), Panah Asmara (2005), dan Sinar (2010).

Sementara itu pada layar lebar, Abimana membintangi film pertamanya di tahun 2005 melalui film berjudul Missing (2005) dan 12:00 am (2005). Sejak saat itu, ia lebih sering tampil di layar lebar, daripada sinetron.

Beberapa film sukses yang ia bintangi antara lain  Serigala Terakhir (2009), Catatan (Harian) Si Boy (2011), Republik Twitter (2012), 99 Cahaya di Langit Eropa (2013), Haji Backpacker (2014), Negeri Van Oranje (2015), Sabtu Bersama Bapak (2016), The Night Comes for Us (2018), Wiro Sableng: Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 (2018), Gundala: Negeri Ini Butuh Patriot (2019), Story of Dinda: The Second Chance of Happiness (2021), dan The Big 4 (2022).

Selain film-film tersebut, ia juga membintangi banyak film lainnya. Salah satu film yang paling laris adalah Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 (2016) dan Part 2-nya di tahun 2017. Abimana memerankan karakter pelawak Dono sebagai salah satu pemeran utamanya.

Kedua film tersebut mendulang kesuksesan yang fantastis. Bagian pertama atau Part 1-nya meraih pendapatan kotor sebesar Rp 240 miliar. Film tersebut juga menjadi film Indonesia kedua paling laris sepanjang masa. Penontonnya mencapai lebih dari 6,8 juta.

Sedangkan untuk part keduanya juga mendapatkan kesuksesan yang besar. Film tersebut telah ditonton lebih dari 4 juta penonton dan menempati peringkat ke-10 di daftar film Indonesia terlaris sepanjang masa.

Dulunya putus sekolah

Meski saat ini ia merupakan salah satu aktor Indonesia yang sukses dan ternama, masa lalu Abimana jauh dari kata mudah. Blasteran Spanyol dari pihak ayah ini putus sekolah dan tak pernah melanjutkan pendidikan formalnya.

Hal ini ia ungkap pada kanal Youtube Vincent dan Desta (VINDES) pada video yang bertajuk “Abimana Aryasatya! Kehidupan Keras Sang Aktor Tampan!!!”.

“Saya tidak pernah SMA. Gua kelas 4 SD kabur dari rumah, tinggalnya di TIM (Taman Ismail Marzuki), nginepnya di TIM melulu,” bebernya.

Awali karier dengan bermusik

Sehari-hari, ia bersosialisasi dengan mahasiswa IKJ di sekitar rumahnya dan membuat jiwa seni di dalam hatinya bangkit. Ia yang merupakan pengagum Slank kemudian juga ingin menekuni bidang musik. Terlebih lagi setelah mendengarkan perkataan Bimbim Slank.

"Gua dengerin banget Bimbim dulu. Slank itu kan dewa banget. Jadi kalau Bimbim ngomong apa, 'Iya bang!'. Waktu itu gua gak tau kenapa lu ngomong gitu, 'Lu kalau mau main musik, lu main musik aja. Kaga usah yang lain, percuma, kaga fokus. Lu main musik, main musik aja'," ujar Abimana menirukannya.

Alhasil, ayah dari penyanyi Satine Zaneta ini meminta pada sang ibu untuk tak lagi sekolah dan ingin menekuni musik. Tak disangka, ibunya justru menyuruh Abimana keluar dari rumah. Ia kemudian keluar dari rumah dan berpindah-pindah tempat tinggal.

Untuk mewujudkan mimpinya dalam bermusik, pria yang memiliki nama asli Robertino Aguinaga ini belajar dari banyak orang. Salah satunya adalah gitaris T.R.I.A.D, Tharaz Bistara. Ia kemudian menjadi vokalis band S.O.G meskipun tak bertahan lama.

Di kala masa berkelananya tersebut, ia sempat menjadi 'kacung' dan membantu syuting di balik layar. Namun, seorang kenalannya mengajaknya untuk syuting menjadi aktor di depan kamera, daripada di belakang kamera.

Ia dipertemukan dengan sutradara Key Mangunsong yang kala itu tengah menggarap sinetron Lupus Milenia. Sinetron ini tayang di kanal TV Indosiar yang juga baru saja buka di Indonesia. Maka dari itu, sosok Abimana kemudian mulai dikenal sebagai aktor. [rk]