Dulu Dibully, Kini Melenggang di Catwalk Internasional: Ini Kisah Model Asal Bali, Sawitri

ThePhrase.id – Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day yang jatuh pada 8 Maret 2025, yuk berkenalan dengan sosok perempuan inspiratif dari dunia fashion yang bernama Sawitri.

Sawitri adalah seorang model asal Bali, Indonesia yang kini telah sukses berkarier di kancah global. Ia berhasil menembus berbagai pekan mode bergengsi dunia seperti Lisbon Fashion Week dan Portugal Fashion Week, hingga menjadi model pembuka.

Bahkan, wajahnya sukses mejeng di salah satu majalah besar dunia, yaitu Vogue terbitan Portugal sebagai seorang model. Tak hanya itu, ia juga berhasil tampil di sampul sebuah majalah, yakni Maxima pada tahun 2023 lalu.

Tetapi, perjalanannya untuk dapat mencapai titik kesuksesannya saat ini tidaklah mudah. Perempuan yang tengah berusia 28 tahun ini bukan hanya harus berjuang di industri kompetitif untuk mendapatkan posisi, tetapi juga harus berjuang melawan keterpurukan dari masa lalunya.

Sebagai seorang blasteran Bali-India, di mana darah Bali berasal dari sang ibu, dan India berasal dari sang ayah, Sawitri memiliki paras yang khas dan tak sama seperti teman-teman sebayanya saat kecil.

Hal ini membuatnya mengalami bullying saat masih duduk di bangku sekolah. Sawitri mengaku di-bully karena badannya yang kurus dan kulitnya yang warnanya berbeda, yakni lebih gelap. Sebagai anak kecil, ia tak tahu harus berbuat apa. Bahkan, ia tak bercerita pada keluarganya.

Pada laman media sosialnya, Sawitri membagikan kisah masa kecilnya yang pilu di mana ia harus bertahan, berjuang, dan menjalaninya sendiri. Ia membagikannya sebagai pembelajaran agar bullying tak lagi dilakukan dan tak ada lagi orang yang harus merasakan apa yang ia rasakan.

"Selama bertahun-tahun, aku menghadapi kata-kata kasar, tatapan sinis, dan penilaian yang menyakitkan. Di-bully karena siapa aku, warna kulitku, penampilanku, dan meninggalkan luka yang dulu kupikir tak akan pernah sembuh," tuturnya.

Meskipun ejekan telah menjadi makanan sehari-harinya selama 11 tahun, Sawitri tetap fokus pada cita-citanya. Hingga akhirnya ia berhasil meraih beasiswa melalui prestasinya pada bidang non-akademik, yaitu lari jarak jauh, lompat tinggi, dan jalan cepat.

Ia diterima di salah satu universitas di Bali. Tetapi, beberapa teman yang kerap mem-bully Sawitri ternyata juga masuk di universitas yang sama. Ketakutan, ia memilih untuk tidak masuk kuliah karena tak ingin kembali merasakan bullying.

Singkat cerita, ia kemudian memulai kariernya di Jakarta. Perjalanan yang baru ini juga menjadi awal yang segar karena dunianya mulai berubah. Sembari bekerja, ia mencoba mencari pekerjaan sampingan untuk menambah uang untuk kebutuhan diri dan keluarganya.

Hal ini menuntunnya pada dunia modeling, dan ia memutuskan untuk mengikuti sekolah modeling. Dengan perjuangan membagi waktu antara pekerjaan kantoran dan mengikuti kelas, ia berhasil menyesaikan studi yang menjadi bekalnya tersebut.

Setelah lulus, ia mendapatkan tawaran casting di salah satu agensi model di Jakarta. Tetapi setelah itu ia tak kunjung mendapatkan job lain. Ini tak sesuai ekspektasinya, sehingga cukup membuatnya bingung.

Tetapi beberapa bulan kemudian, ia tiba-tiba mendapatkan email tawaran kerja sama dari sebuah agensi modeling di Paris dan London. Meski awalnya sempat ragu, ia mengambil kesempatan tersebut dan keluar dari pekerjaan kantorannya. 

Langkah besar yang diambil dengan tekad besar tersebut ternyata mengantarkannya pada karier moncer di kancah internasional. Kini, Sawitri sukses menjadi salah satu model Indonesia yang melanglang buana ke berbagai negara, terutama di Eropa dan berbasis di Lisbon, Portugal. [rk]