ThePhrase.id – Tahukah kamu? Selain micro sleep dan highway hypnosis, terdapat 'penyakit' lain yang dapat terjadi pada pengemudi saat sedang berkendara, yaitu Automatic Behavior Syndrome yang disebut juga dengan ABS.
Secara umum, Automatic Behavior adalah sebuah tindakan spontan motorik yang terjadi tanpa kendali dan tanpa disadari oleh pemilik tubuh. Tindakan yang secara otomatis terjadi tanpa sadar ini dapat berupa apapun, seperti berjalan, memejamkan mata, makan, dan lain-lain.
Dalam konteks mengemudi, terdapat istilah Automatic Behavior Syndrome, sebuah kondisi saat pengemudi kehilangan kendali akibat rasa lelah yang ekstrem dan tak terbendung. Sehingga, tubuh akan bertindak secara otomatis untuk tertidur.
Gejala lain yang dilakukan oleh orang yang mengalami ABS adalah seperti gerakan tubuh otomatis dan percakapan otomatis yang tidak disadari. Selain itu, bisa juga terjadi aktivitas otomatis saat tidur, hingga kekacauan dalam tindakan.
Penyebab dari ABS adalah terlalu lama berkendara tanpa beristirahat, atau telah melakukan kegiatan yang menguras tenaga dan langsung mengemudi. Dikatakan ekstrem karena orang-orang yang mengalami ABS sering kali tidak mempan meskipun telah diberikan stimuli sekalipun.
Stimuli yang dimaksud bisa berupa klakson dari pengendara lain, power nap 15 hingga 30 menit, mendengarkan lagu sambil menyetir, mengonsumsi kafein seperti kopi, memakan permen, menggosok mata, hingga menggerak-gerakkan tubuh.
Berbeda dengan micro sleep atau highway hypnosis yang masih dapat dikendalikan dengan stimuli seperti yang disebut di atas. Hal ini dikarenakan tingkat kelelahannya masih kecil atau tak setinggi ABS.
Jika pengemudi telah masuk dalam fase ABS, maka tidak ada hal yang dapat dilakukan selain berhenti dan beristirahat sepenuhnya. Atau, pengemudi dapat bergantian dengan penumpang mobil lainnya. Karena jika dilanjutnya pengemudi dapat berakibat fatal.
Selain itu, berbagai pakar menyarankan bahwa sebelum berkendara, terutama untuk berkendara jarak jauh, baiknya pengemudi melakukan istirahat yang cukup seperti tidur minimal enam hingga delapan jam.
Terlebih lagi, sebelum memasuki fase ABS, yakni lelah yang extrem, ada baiknya untuk melakukan jeda pada perjalanan setiap dua jam sekali pada perjalanan panjang. Pengemudi dapat melakukan power nap selama 15 hingga 30 menit.
Namun, perlu diketahui bahwa istirahat pada jeda perjalanan bukan hanya tidur, tetapi juga melakukan gerakan seperti stretching atau peregangan agar tubuh tidak kaku dan tetap bugar. Selanjutnya, lakukan beberapa stimuli seperti mendengarkan lagu di perjalanan agar tidak masuk dalam fase ABS. [rk]