Perankan Karakter Bu Broto, Maudy Koesnaedi: Aku Merasa Terhormat

ThePhrase.id – Belakangan ini, bioskop Indonesia mulai kembali diramaikan dengan film-film karya nasional. Salah satu film dalam negeri yang tayang setelah bioskop kembali dibuka dan menyita perhatian banyak kalangan adalah Losmen Bu Broto. Film ini merupakan prekuel dari serial TV tenar tahun 80-an dengan judul yang sama.

Pemain utama Bu Broto diperankan oleh aktris papan atas Maudy Koesnaedi. Film ini merupakan proyek pertamanya selama pandemi. Ketika ditemui oleh ThePhrase.id, Maudy mengatakan bahwa selama pandemi, ia tidak pernah keluar rumah.

“Losmen Bu Broto ini adalah film pertama yang aku terima proyeknya selama masa pandemi. Jadi, selama masa pandemi itu aku gak keluar rumah sama sekali. Hanya bekerja yang bisa dilakukan dari dalam rumah,” ujar Maudy.

Maudy juga merasa terhormat dapat bermain pada film ini karena betapa legendarisnya serial TV tersebut pada masa itu. Meskipun, ia harus melakukan shooting film tersebut saat pandemi masih tinggi di Indonesia.

Lebih tepatnya di kota Yogyakarta, rumah tua yang dulunya milik saudagar kaya disulap oleh tim produksi menjadi Losmen Bu Broto yang setelah shooting akan dijadikan museum. Kala itu, Yogyakarta merupakan zona merah-hitam yang angka Covidnya cukup tinggi.

Shooting tetap harus berlanjut, yang penting prokes dipatuhi. Prokes juga menjadi salah satu hal yang Maudy pikirkan ketika ia hendak menggarap film ini. Ia merupakan salah satu orang yang sangat berjaga diri di masa pandemi. Maka dari itu, sebelum ia menerima tawaran tersebut ia bertanya tentang penerapan prokesnya.

“Jadi sebelum shooting, sebelum mengiyakan, aku bilang sama produser-produser aku. Aku ikut, aku mau, aku senang. Tapi, aku minta, prokesnya seperti apa?” ujar Maudy.

Terlebih lagi, ketika sedang akting, para pemain tidak bisa terlihat seperti sedang menjaga jarak dengan kondisi yang mana masker harus dilepas untuk shooting. Maudy mengatakan bahwa kepercayaan sepenuhnya untuk berada di situ dan memberikan terbaik merupakan hal yang memperkuat aktingnya di tengah kekhawatirannya akan pandemi.

Untungnya, prokes yang dilakukan sangat ketat. Ketika berada di lokasi shooting yang dilaksanakan dalam 3 minggu, seluruh pemain dan krew tidak diperbolehkan kemana-mana. Namun, hal tersebutlah yang membuat semuanya menjadi semakin dekat dan terbangun chemistry yang sangat baik.

Target penonton film ini adalah kalangan bapak-bapak dan ibu-ibu yang dulunya pernah menonton serial TV Bu Broto. Makin ke sini, makin beragam pula penontonnya. Remaja dan dewasa yang belum pernah menonton serialnya juga tertarik untuk menikmati film Losmen Bu Broto ini.

Menurut Maudy, film ini membuat para penontonnya bisa merasa terhubung dengan keadaan mereka dan orang tua mereka, baik yang sedang dirasakan sekarang maupun yang dulu mereka rasakan. Hal inilah yang membuat film ini tak boleh dilewatkan untuk ditonton.

“Cerita di Losmen Bu Broto ini bukan hanya soal losmen. Tapi juga soal keluarga. Yang bikin menarik adalah ketika membaca respon-respon dari para penonton. Mereka bilang bahwa ini ‘ini relate banget sama aku’, ‘situasi ini tuh pernah terjadi dalam hidup aku’, ‘aku ini Sri-nya, Bu Broto itu ibuku’. Jadi ternyata itu relate banget,” ungkap Maudy.

Pesan moral kekeluargaan sangat kental dalam film ini dan dapat menyentuh hati penontonnya. Di luar itu, hal yang menarik perhatian orang adalah busana dalam film ini. Aktor dan aktrisnya menggunakan baju tradisional seperti kebaya, yang pemilihan warna serta coraknya cantik dan unik.

Maudy juga menambahkan, setting losmen itu sendiri juga menjadi daya tarik, bahkan tak sedikit penonton yang kemudian ingin menginap di losmen tersebut. Ditambah lagi lagu-lagu Maudy Ayunda sebagai OST yang melengkapi film tersebut. [rk]